Waktu baca ± 3 menit
Makanan dalam bentuk beku (frozen food) sekarang bisa menjadi salah satu pilihan yang memudahkan untuk membuat menu sehat keluarga. Anda juga bisa memiliki stok bahan makanan yang memadai di freezer, di masa-masa Anda perlu membatasi mobilitas seperti saat ini, termasuk berbelanja ke pasar atau supermarket. Selain itu, makanan beku juga bisa menjadi cara efisien dalam menyiapkan makanan, karena Anda bisa membuat dan menyimpan dalam jumlah banyak sekaligus untuk beberapa kali sajian.
Biasanya, bahan makanan yang dibekukan adalah sayuran, daging sapi, daging ayam, ikan, bahkan buah-buahan (bisa untuk smoothie, puding, atau kue). Ada yang dalam kondisi mentah, setengah matang, atau matang.
Umumnya, makanan beku bisa mempertahankan vitamin dan mineral, dan tidak mengubah kandungan karbohidrat, protein, atau lemak. Bahkan, dalam beberapa kondisi, makanan beku memiliki lebih banyak vitamin dan mineral, dibandingkan dengan makanan segar. Mengapa demikian? Seiring berjalannya waktu, makanan segar berkurang kandungan vitamin dan mineralnya, sementara makanan beku mempertahankannya.
Hal ini juga berlaku pada sayuran beku, yang jika diperlakukan dengan tepat, juga bisa lebih tinggi kandungan gizinya dibandingkan sayuran segar. Karena, sayuran yang dibekukan sesaat setelah dipanen berisi lebih banyak vitamin daripada sayur segar yang masih harus diangkut melintasi wilayah untuk dipasarkan.
Brokoli beku, misalnya, yang baru dipanen dan hanya terdiri dari kuntumnya saja bisa mengandung lebih banyak vitamin C dan betakaroten. Zat betakaroten berguna sebagai antioksidan, daya tahan tubuh, dan melindungi sel dari kerusakan.
Pada beberapa jenis makanan, tidak ada perbedaan antara beku atau segar. Contohnya, nilai gizi buah-buahan beku dan seafood beku tidak akan berkurang.
Selain lebih awet, bahan makanan yang dibekukan lebih lambat laju kerusakannya, karena diatur suhu penyimpanannya. Penurunan gizi mungkin saja terjadi. Nah, agar tidak terjadi penurunan gizi, perhatikan beberapa hal berikut ini.
Agar makanan beku tetap aman dikonsumsi dan nilai gizinya tidak turun, Anda perlu mengolahnya dengan benar.
Sebagian besar bahan makanan memang dapat disimpan di freezer, tetapi tidak semua. Daun selada, misalnya, akan rusak ketika dibekukan dan kemudian dicairkan. Begitu pula dengan saus krim atau kopi, temperatur yang rendah akan merusak teksturnya.
Dari segi keamanan, ia benar. Tetapi yang menjadi masalah adalah kualitas kandungan bahan makanan. United States Department of Agriculture punya rekomendasi sebagai berikut sup (2-3 bulan), daging yang telah dimasak (2-3 bulan), daging yang belum dimasak (4-12 bulan), daging unggas yang telah masak (4 bulan), daging unggas yang belum dimasak (9-12 bulan).
Temperatur rendah membuat bakteri non-aktif, tetapi tidak membunuh. Berarti, jika makanan Anda terkontaminasi sebelum masuk ke freezer, ia akan tetap terkontaminasi begitu dicairkan. Masak makanan tersebut sesuai ketentuan agar lebih aman.
Yang ini belum tentu benar, bahkan bisa jadi sebaliknya. Frozen food biasanya mengambil bahan baku yang bagus, dan diproses dalam masa-masa terbaiknya. Plus, pembekuan membuat nutrisi tersimpan lebih lama. Sebaliknya, apa yang terlihat fresh belum tentu demikian. Siapa yang tahu kapan sayuran itu dipetik?
Ini kesalahpahaman yang banyak terjadi. Faktanya, tidak semua frozen food mengandung bahan pengawet. Bahan pengawet tidak dibutuhkan karena pembekuan itu sendiri merupakan pengawetan alami.