Asam urat, sebuah limbah metabolit yang berasal dari DNA yang rusak (sel mati) dan AMP yang tidak diubah menjadi ATP, adalah substansi yang seharusnya larut dalam darah dan dibuang melalui urin pada kondisi normal. Namun, terdapat beberapa situasi yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dan gangguan dalam proses pembuangan urin, salah satunya adalah diabetes melitus tipe 2. Meskipun diabetes dan asam urat adalah dua kondisi yang berbeda, penderita diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah asam urat, dan sebaliknya.
Kadar asam urat yang tinggi dalam darah bisa diakibatkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Pembentukan asam urat dari hasil metabolisme protein makanan yang mengandung purin. Purin, saat berada dalam keseimbangan di dalam tubuh, tidak akan menyebabkan masalah kesehatan. Namun, jika asupan purin terlalu tinggi, tubuh mungkin kesulitan untuk memprosesnya, dan ini dapat memicu penyakit asam urat.
- Kematian sel yang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi. Sel yang mati akan menguraikan purin asam nukleat dalam tubuh (seperti DNA dan RNA), menghasilkan asam urat sebagai limbah metabolit.
- Proses metabolisme tubuh yang sedang menghilangkan plak lemak dalam pembuluh darah. Proses ini merupakan hal yang positif, terutama dalam konteks mengatasi timbunan lemak di pembuluh darah. Pada penderita diabetes, proses ini juga bisa berkontribusi pada perbaikan resistensi insulin. Namun, saat plak lemak dihilangkan, banyak ATP (energi simpanan) yang akan diubah menjadi AMP. AMP ini kemudian dibuang melalui urin sebagai asam urat.
Adapun jalur metabolisme asam urat dapat dijelaskan lebih rinci melalui gambar yang terdapat di bawah ini.