Waktu baca ± 4 menit
Batu Empedu adalah garam dari asam lemak, yang dibuat tubuh dengan tujuan untuk menetralkan makanan yg telah diolah oleh asam lambung pada usus 12 jari. Selain itu, empedu juga berfungsi memecah trigliserid yg terkandung dalam makanan tersebut. Penyakit degeneratif batu empedu secara logika terjadi karena pasien tersebut sebelumnya sering mengkonsumsi obat maag atau minum air alkali atau konsumsi sesuatu dengan pH tinggi (basa), sehingga pH makanan yang keluar dari lambung sudah netral, sehingga sekresi empedu tidak lancar. Hal ini jika berlangsung dalam waktu lama, akan menyebabkan penggumpalan empedu menjadi batu.
Penyakit batu empedu atau cholelithiasis adalah kondisi yang ditandai dengan sakit perut mendadak akibat terbentuknya batu di dalam kantung empedu. Penyakit batu empedu juga bisa terjadi di saluran empedu. Kantung empedu adalah organ berukuran kecil yang terletak di bawah organ hati. Organ ini mampu memproduksi dan menyimpan cairan empedu yang berperan penting dalam proses pencernaan, termasuk mencerna kolesterol yang terkandung di dalam makanan yang dikonsumsi. Sebagian besar batu empedu berasal dari endapan kolesterol yang akhirnya mengeras dan membentuk batu.
Sebagian besar cholelithiasis (kolelitiasis) bersifat ringan dan tidak membutuhkan penanganan di rumah sakit. Namun jika batu empedu menyumbat saluran empedu, upaya penanganan perlu segera dilakukan untuk mencegah komplikasi.
Kondisi penyakit batu empedu atau kolelitiasis yang ringan jarang menimbulkan gejala. Penderitanya mulai dapat merasakan gejala jika saluran empedu tersumbat akibat pengendapan batu empedu.
Gejala utama batu empedu adalah nyeri secara mendadak di bagian kanan atas atau tengah perut. Sakit perut juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti mual, muntah, hilang nafsu makan, urine berwarna gelap, sakit maag, dan diare.
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas atau gejala yang muncul disertai demam, menggigil, mata dan kulit berwarna kuning, atau sakit perut berlangsung hingga lebih dari 8 jam.
Proses diagnosis batu empedu diawali dengan pemeriksaan gejala dan fisik. Selanjutnya, dokter akan melakukan tes pemindaian untuk menentukan tingkat keparahan batu empedu yang dialami pasien.
Jenis tes pemindaian yang dilakukan meliputi USG perut, CT scan, MRI, dan endoscopic retrograde cholangio-pancreatography (ERCP). Terkadang, tes darah juga dilakukan untuk mendeteksi penyakit yang disebabkan oleh batu empedu.
Jika batu empedu berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, maka penanganan secara medis tidak diperlukan. Namun apabila penderita merasakan gejala sakit perut yang muncul secara tiba-tiba, maka tindakan pengobatan perlu segera dilakukan. Metode pengobatan batu empedu meliputi operasi pengangkatan kantung empedu (kolesistektomi) atau konsumsi obat. Meski demikian, penggunaan obat jarang dilakukan karena kurang efektif dalam mengobati batu empedu.
Kolelitiasis jarang menimbulkan komplikasi, namun komplikasi dapat terjadi jika tindakan pengobatan tidak tepat. Komplikasi itu meliputi kolesistitis akut, cholangitis, pankreatitis akut, atau sepsis.
Kolelitiasis dapat dicegah dengan menjalani pola makan sehat dan seimbang. Konsumsilah makanan tinggi serat dan hindari makanan bersantan, berminyak, berbumbu kacang, atau mengandung mentega. Selain itu, upaya pencegahan batu empedu juga dapat dilakukan dengan membatasi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, perbanyak konsumsi cairan, dan hindari diet yang terlalu ketat.
Empedu sifatnya basa, dia masuk ke saluran pencernaan di usus 12 jari untuk menetralkan pH massa makanan yang telah di proses oleh lambung. Jadi, jumlah empedu yang dikeluarkan oleh kantung empedu menuju usus 12 jari tergantung seberapa asam massa makanan yang keluar dari lambung.
Makin tinggi keasaman massa (makin rendah pH) yang keluar dari lambung maka semakin banyak empedu yang dikeluarkan. Makin rendah keasaman (makin tinggi pH atau makin alkali) massa makanan yang keluar dari lambung maka makin sedikit jumlah empedu yang dikeluarkan oleh kantung empedu. Nah, kalau jumlah cairan empedu yang dikeluarkan dari kantung empedu hanya sedikit, maka makin banyak potensi cairan empedu membentuk kristal yang akan membatu di dalam empedu.
Jadi, lambung yang sering kena obat maag akan menaikan pH sehingga jumlah empedu yang dikeluarkan makin sedikit sehingga akan membentuk batu.
Setali 3 uang, problem penetralan lambung akan berdampak kegagalan metabolisme lemak dalam pembentukan garam empedu, ingat, garam empedu terbuat dari reaksi pembentukan garam dari asam lemak dan kolesterol. Dengan lambung yang sudah tidak optimal ini membuat reaksi penyabunan TG dan kolesterol membentuk garam empedu tidak sempurna dan menghasilkan ikatan yang panjang-panjang dan mudah membentuk kristal.
Cairan batu empedu tidak lancar jika :
Algaseries berperan dalam pemenuhan makanan berserat sehingga memperlancar sekresi cairan empedu dan mengontrol metabolisme lemak agar lemak dalam tubuh terkontrol.
Pengobatan | Takaran perhari |
Alga Gold | 1 saset 2-3x |
Alga Tea | 1 saset 2x |
Fibroshake | 1x kalau susah BAB |
Pencegahan | Takaran perhari |
Alga Gold | ½ - 1 saset 1x |
Alga Tea | 1 saset 1x |
Fibroshake | 1x kalau susah BAB |
Pada kasus batu empedu, seiring dengan membaiknya lambung maka pengeluaran batu empedu akan berjalan, namun butuh waktu. Oleh karena itu apabila batunya sudah terlanjur besar sebaiknya dibantu dengan operasi. Namun jika konsumen memilih tidak operasi maka harus sabar dan bisa menahan sakit serta jangan minum obat maag.
Waspada jika perut terasa sebah, encerkan Alga Gold Cereal.