[javascript protected email address]
Sehat dengan nutrisi dari alam Indonesia.

Diabetes

Waktu baca ± 9 menit

diabetes

Diabetes (Diabetes melitus) adalah penyakit degeneratif yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.

Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Jenis-jenis Diabetes

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.

Gejala Diabetes

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:

  • Sering merasa haus.
  • Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
  • Sering merasa sangat lapar.
  • Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Berkurangnya massa otot.
  • Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
  • Lemas.
  • Pandangan kabur.
  • Luka yang sulit sembuh.
  • Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Beberapa gejala juga bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain:

  • Mulut kering.
  • Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
  • Gatal-gatal.
  • Disfungsi ereksi atau impotensi.
  • Mudah tersinggung.
  • Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
  • Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Seseorang yang menderita prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.

Faktor Risiko Diabetes

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
  • Menderita infeksi virus.
  • Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain.
  • Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).
  • Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.

Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

  • Kelebihan berat badan.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
  • Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
  • Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.

Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.

Diagnosis Diabetes

Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Di antaranya adalah:

  • Orang yang berusia di atas 45 tahun.
  • Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.
  • Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25.
  • Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.

Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan metode tertentu. Metode tes gula darah yang dapat dijalani oleh pasien, antara lain:

  • Tes gula darah sewaktu-waktu. Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada jam tertentu secara acak. Tes ini tidak memerlukan pasien untuk berpuasa terlebih dahulu. Jika hasil tes gula darah sewaktu menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, pasien dapat didiagnosis menderita diabetes.
  • Tes gula darah puasa.  Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada saat pasien berpuasa. Pasien akan diminta berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam, kemudian menjalani pengambilan sampel darah untuk diukur kadar gula darahnya. Hasil tes gula darah puasa yang menunjukkan kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes gula darah puasa di antara 100-125 mg/dL menunjukkan pasien menderita prediabetes. Sedangkan hasil tes gula darah puasa 126 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.
  • Tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien untuk berpuasa selama semalam terlebih dahulu. Pasien kemudian akan menjalani pengukuran tes gula darah puasa. Setelah tes tersebut dilakukan, pasien akan diminta meminum larutan gula khusus. Kemudian sampel gula darah akan diambil kembali setelah 2 jam minum larutan gula. Hasil tes toleransi glukosa di bawah 140 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes tes toleransi glukosa dengan kadar gula antara 140-199 mg/dL menunjukkan kondisi prediabetes. Hasil tes toleransi glukosa dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.
  • Tes HbA1C (glycated haemoglobin test). Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 2-3 bulan ke belakang. Tes ini akan mengukur kadar gula darah yang terikat pada hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi membawa oksigen dalam darah. Dalam tes HbA1C, pasien tidak perlu menjalani puasa terlebih dahulu. Hasil tes HbA1C di bawah 5,7 % merupakan kondisi normal. Hasil tes HbA1C di antara 5,7-6,4% menunjukkan pasien mengalami kondisi prediabetes. Hasil tes HbA1C di atas 6,5% menunjukkan pasien menderita diabetes.

Hasil dari tes gula darah akan diperiksa oleh dokter dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien didiagnosis menderita diabetes, dokter akan merencanakan langkah-langkah pengobatan yang akan dijalani. Khusus bagi pasien yang dicurigai menderita diabetes tipe 1, dokter akan merekomendasikan tes autoantibodi untuk memastikan apakah pasien memiliki antibodi yang merusak jaringan tubuh, termasuk pankreas.

Pengobatan Diabetes

Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Pasien diabetes dan keluarganya dapat berkonsultasi dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.

Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.

Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.

Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.

Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat diberikan.

Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Komplikasi Diabetes

Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:

  • Penyakit jantung
  • Stroke
  • Gagal ginjal kronis
  • Neuropati diabetik
  • Gangguan penglihatan
  • Depresi
  • Demensia
  • Gangguan pendengaran
  • Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
  • Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur

Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah:

  • Kelebihan berat badan saat lahir.
  • Kelahiran prematur.
  • Gula darah rendah (hipoglikemia).
  • Keguguran.
  • Penyakit kuning.
  • Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa.

Pencegahan Diabetes

Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah:

  • Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Rutin berolahraga.
  • Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun.

Analisis Konsep Karnus

Diabetes disebabkan oleh gangguan sistem transportasi gula dari darah ke dalam sel.

Masa Prediabetes

Gangguan tersebut dimulai sejak terjadinya penurunan kepekaan reseptor insulin, sehingga memacu produksi insulin di atas normal, yang lama-lama makin banyak dan menyebabkan hyperinsulinemia. Pada fase ini gula darah masih normal, namun tensi, TG, LDL, Asam Urat sangat tinggi. 

Masa Diabetes

Hiperinsulinemia jangka panjang menyebabkan pankreas kemampuannya menurun. Gula darah menjadi naik, dan terjadi diabetes. Penurunan kemampuan pankreas diakibatkan oleh transfer energi yang terganggu dan suplai asam amino sebagai bahan baku insulin menurun. 

  • Asam amino adalah katalis metabolis dan kolesterol, bila suplai kurang, sintesa insulin dan hormon lain terganggu.
  • Akibatnya TG, LDL dan gula darah naik, menyebabkan reseptor insulin tidak peka
  • Karena metabolisme kolesterol terganggu, regulator sistem tubuh terganggu, sintesa enzim dan regenerasi sel terganggu.
  • Kegagalan metabolisme kolesterol juga berdampak pada kegagalan produksi empedu, sehingga proses penetralan di usus 12 jari gagal yang menyebabkan luka usus halus dan mengakibatkan penyakit kronis lainnya.

Pengobatan dengan Alga Series

Diabetes bisa disembuhkan dengan menerapkan Konsep Karnus dengan resep di bawah ini:

Pengobatan Takaran perhari
Alga Gold 1 saset 2x
Alga Tea ½ - 1 saset 1-2x
Fibroshake 1-2 saset setiap 2 hari
Pencegahan Takaran perhari
Alga Gold ½ - 1 saset 2x
Alga Tea ½ - 1 saset 1-2x
Fibroshake 1-2 saset malam hari

Obat dokter jangan distop dulu, terutama 6 bulan pertama. Untuk diabetes tipe 1, lihat di sini.

Penderita yang sudah divonis diabetes 95% lambungnya bermasalah meskipun gejalanya tidak sama dengan orang sakit maag, bahkan sering terjadi tanpa disertai keluhan nyeri uluhati dsb.

Gangguan lambung, disebabkan karena dinding lambung yang luka, sehingga dengan keberadaan asam lambung yang sebelumnya diproduksi maksimal (saat lambung masih normal) sekarang produksi asam lambungnya berkurang (hipoacid). Hal ini berpengaruh terhadap sistem metabolisme yang terganggu.

Dengan asumsi lambung dindingnya luka, maka saat awal mula mengkonsumsi AG/AT tubuh merasakan begah dan sesak. Oleh karena itu awal mula minum sebaiknya diawali dengan takaran ringan tanpa ampas misal 1/2 saset 3x sehari tanpa ampas. Lakukan hal ini selama kurang lebih 1 Minggu atau lebih tergantung kondisi. Jika tidak ada keluhan baru pemberian AG ditingkatkan menjadi 3x sehari sebelum makan pagi/siang/malam.

Algatea diberikan 30 mnt sesudah makan (perut isi ) 2-3x sehari

Lakukan hal ini rutin setiap hari selain menjaga kalori makan, banyak asupan protein/lauk, berhenti makan sebelum kenyang, tidur dan olahraga teratur serta hindari stress. Jika ingin lebih cepat maka disarankan makan nasi dengan menggunakan Beras Karnus.

Lakukan hal ini setiap hari selama 3 bulan dan amati perkembangannya. 

Catatan : obat dokter tetap diminum hingga benar2 sehat

Fase Pengobatan dengan Konsep Karnus

Minggu 1 - 8 tubuh akan menghasilkan asam amino untuk bahan baku enzim lipase sang pemecah kolesterol, selanjutnya mulai minggu ke 2 - 8 akan terjadi penguraian kolesterol; jika kolesterolnya banyak, kemungkinan gula darahnya naik dulu karena massa kolesterol banyak yang diurai dan mempengaruhi reseptor insulin pada sel. Pada tahap Minggu 1 - 8 diperlukan diet lemak dan banyak konsumsi protein untuk mempercepat pembersihan kolesterol dalam darah. Pada fase ini jika pola makannya masih tidak terkontrol, maka waktu proses penyembuhannya bisa lebih lama.

Oleh karena itu obat diabetes sebaiknya tetap dikonsumsi hingga akhirnya tercapai kadar gula darah yang diharapkan dan obat diabetes baru bisa dikurangi secara perlahan. Olahraga dan pikiran positif senantiasa mendukung percepatan penyembuhan.

Jika tubuh lemas, segera dicek gula darahnya berapa, jika memang sangat rendah (hipoglikemi) segera berikan minuman manis (madu, gula dsb) dan langkah ke depan obat diabetnya (Metformin) mungkin dosisnya perlu diturunkan. Namun jika gulanya tinggi, segera konsultasikan ke dokter kemungkinan obat gula (Metformin) kurang tepat, mungkin perlu diganti jenis lain.

Produk Terkait

Testimoni

Diabetes, Kanker Usus
 
Diabetes Gestasional
Ine Irawati (36)
 

Dipublikasikan tanggal 25 Feb 2020 08:00, dilihat: 5.773 kali
 https://alga-rosan.com/p150