Waktu baca ± 3 menit
Osteoporosis adalah kondisi dimana terjadi pengurangan massa dan densitas tulang. Pada tulang yang mengalami osteoporosis akan terbentuk rongga-rongga karena kehilangan matriks pengisi tulang, sehingga tulang tidak lagi memiliki kekuatan. Sama halnya jika diibaratkan seperti dinding beton yang semennya hilang dan yang tersisa hanya besi-besi kecil saja.
Osteoporosis dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah akibat adanya kerusakan kolagen serta kebutuhan massal kalsium fosfat di dalam tubuh, sementara kita gagal untuk memperbaiki dan memenuhi kebutuhan nutrisinya. Tulang yang kehilangan matriks mineral akan mengalami kematian sel tulang.
Pada saat bayi sampai usia 25 tahun akan terjadi benturan massa tulang dan peningkatan massa tulang. Sedangkan beberapa riset ilmiah menyebutkan bahwa ketika memasuki usia 35 tahun, semua orang sudah mengalami penurunan massa tulang. Hal ini terjadi sebab kita gagal memahami bahwa tulang juga membutuhkan makanan dan jalur nutrisi ke dalam tulang itu sempit.
Karena banyak orang yang mengonsumsi obat penetral asam lambung, maka darah menjadi menggumpal akibat timbunan sampah metabolik, sehingga nutrisi yang dibawa oleh darah tidak bisa sampai ke dalam tulang. Ditambah lagi dengan kurangnya asupan makanan yang merupakan sumber nutrisi untuk tulang. Asupan makanan untuk tulang ini seharusnya bisa didapatkan dari tulang sapi yang mengandung kolagen.
Akibat dari osteoporosis adalah tulang menjadi lemah dan mengecil, mengalami kerapuhan dan mudah patah. Apabila osteoporosis terjadi pada tulang belakang, maka tulang akan menjadi bengkok, bahkan sampai terjadi Hernia Nukleus Pulposus (HNP), yaitu kondisi ketika salah satu bantalan atau cakram tulang rawan dari tulang belakang menonjol keluar dan menjepit saraf. Selain itu juga terjadi perubahan dimensi pada wajah, contohnya hidung yang semula mancung menjadi pesek.
Osteoporosis dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu:
Terjadi gangguan aliran darah ke tulang.
Jika darah tidak sampai menembus ke dalam tulang, maka otomatis tulang akan mengalami kelaparan, yang akhirnya bisa menyebabkan kerusakan pada tulang. Padahal proses osteoklas tetap berjalan, sehingga akan merusak matriks tulang tetapi tidak ada penggantian matriks tulang yang baru.
Terjadi penurunan pH darah atau pengasaman pada darah.
Selama ini yang sering kita dengar apabila darah pHnya asam, maka dianjurkan untuk mengonsumsi air alkali. Tetapi yang kita perlu pahami bahwa pada saat kita dilahirkan, darah kita tidak bersifat asam. Jika pada saat dewasa darah kita pHnya asam, maka harus kita cari tahu jawabannya. Kita perlu memahami bahwa sel membutuhkan makanan dari tiga jenis energi yang dapat dipakai oleh sel yaitu glukosa, asam lemak dan keton.
Keasaman darah terjadi karena sistem tubuh mengalami kegagalan untuk mendapatkan makanan dari glukosa dan asam lemak, sehingga liver akan mengalami proses glukoneogenesis membentuk keton. Terlalu banyak keton dalam darah dapat mengakibatkan ketoasidosis atau kondisi darah pada suasana pH asam. Ketika darah pHnya asam, tubuh langsung memerintahkan tulang untuk mengeluarkan kalsium, sehingga lama kelamaan terjadi pengeroposan tulang. Apabila kita justru mengonsumsi air alkali maka lambung tidak dapat mencerna makanan yang masuk dengan optimal. Hal ini menyebabkan tubuh, terutama sel-sel tulang menjadi kekurangan nutrisi dan tidak dapat beregenerasi.
Kurang gizi dan kurang nutrisi tulang.
Pada ibu hamil dan menyusui, apabila terjadi ketidakseimbangan antara nutrisi yang diambil oleh bayi dengan suplai energi bagi sang ibu, maka akan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Gangguan hormon
Gangguan hormon terjadi akibat menopause atau sel abnormal (kasus hipertiroid, hipotiroid). Kita tahu bahwa perintah pembentukan hormon untuk pertumbuhan tulang adalah hormon steroid. Estrogen menjadi salah satu hormon steroid seks yang berperan penting dalam Kesehatan dan fungsional sel-sel penyokong jaringan tulang.
Defisiensi estrogen akibat menopause memicu aktivasi sel-sel osteoklas yang berperan dalam degradasi matriks dan protein penyusun tulang serta menekan aktivitas osteoblast yang berperan dalam pembentukan sel tulang baru. Kemuculan sel abnormal juga menyebabkan terjadinya gangguan hormon, termasuk hormon untuk perintah pembuatan sel tulang baru
Oleh karena itu, Konsep Karnus merangkum solusi pencegahan osteoporosis dengan beberapa hal, diantaranya yaitu:
Pada seseorang yang sudah mengalami osteoporosis artinya sudah terjadi kelaparan di tingkat sel tulang. Oleh karena kita harus memperbaiki jalur nutrisinya. Nutrisi yang melalui jalur ini hanya bisa masuk jika sistem metabolisme di tingkat sel kita berjalan lancar.
Hal yang sudah sangat jelas adalah sel harus makan. Kita tahu bahwa jalur peredaran darah dari vena porta ke bagian pembuluh darah tulang sangat sempit, maka harus dipastikan bahwa nutrisi bisa masuk ke dalam pembuluh darah kecil di jaringan tulang. Jika mekanisme ini berjalan baik, maka metabolisme di dalam tingkat sel juga dapat berjalan dengan baik, sehingga darah tidak membawa beban yang banyak dan antar eritrosit juga tidak menggerombol yang bisa menyebabkan penggumpalan darah. Jika hal tersebut terjadi maka penyakit osteoporosis akan sangat sulit untuk disembuhkan.