Waktu baca ± 5 menit
Assalamu’alaikum Sahabat Karnus,
Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih.
Berdasarkan Indonesian Renal Registry yang digagas oleh perkumpulan dokter ginjal se-Indonesia, pada tahun 2016, lebih dari 8000 pasien GGK disebabkan oleh diabetes, dan merupakan penyebab terbanyak di Indonesia. Disusul oleh hipertensi yang jumlahnya hampir 4000 penderita.
Gagal ginjal adalah salah satu penyakit ginjal yang cukup ditakuti. Kondisi ini terjadi ketika ginjal mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Gagal ginjal biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal, di mana kerusakan pada ginjal sudah cukup berat atau berlangsung lama, sehingga muncul gangguan fungsi yang permanen.
Secara umum, gagal ginjal disebabkan oleh 3 hal, yaitu kerusakan langsung pada ginjal, kurangnya pasokan darah ke ginjal, dan penyumbatan pada ginjal atau saluran kemih, sehingga urine tidak bisa dikeluarkan dari tubuh.
Berdasarkan klasifikasi penyakitnya, gagal ginjal bisa dibedakan menjadi 2 jenis utama, yakni gagal ginjal akut dan kronis. Berikut adalah penjelasannya:
Gagal ginjal akut adalah kerusakan ginjal berat yang baru terjadi selama beberapa jam atau beberapa hari. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut, di antaranya:
Selain beberapa hal di atas, gagal ginjal akut juga bisa disebabkan oleh interaksi obat, overdosis obat-obatan, hingga efek samping obat-obatan tertentu, seperti kemoterapi, obat antiradang (OAINS), antibiotik, litium, obat atau suplemen herbal, dan zat kontras yang digunakan pada pemeriksaan radiologis, seperti CT scan dan MRI.
Gagal ginjal kronis terjadi ketika ginjal mengalami kerusakan dalam jangka panjang, sehingga lama-kelamaan ginjal mengalami kerusakan yang berat dan permanen. Seseorang dikatakan mengalami gagal ginjal kronis apabila kerusakan pada ginjal yang dialaminya sudah lebih dari 3 bulan.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang menyebabkan gagal ginjal kronis:
Saat mengalami gagal ginjal akut maupun kronis, seseorang dapat mengalami beberapa keluhan berikut ini:
Jika mendapati adanya beberapa keluhan di atas, terlebih jika memiliki penyakit penyerta atau faktor yang dapat menjadi penyebab gagal ginjal, maka Anda perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Semakin cepat pemeriksaan dilakukan, diharapkan kerusakan ginjal bisa ditangani secepatnya. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut agar tidak berkembang menjadi gagal ginjal stadium akhir.
Pada fase ini, ginjal sudah sama sekali tidak dapat berfungsi dan penderita kondisi ini akan membutuhkan cuci darah rutin atau operasi transplantasi ginjal untuk mengembalikan fungsi ginjal.
Karena berpeluang tinggi untuk mengalami kerusakan permanen, maka kesehatan ginjal perlu dijaga agar tidak mudah rusak dan terkena penyakit-penyakit yang dapat berujung pada gagal ginjal. Untuk mencegah gagal ginjal, Anda dapat melakukan beberapa upaya berikut ini:
Pemikiran bahwa kalau ginjalnya menurun/terganggu karena beranggapan bahwa ginjal yang sudah menurun tidak bisa diperbaiki lagi (berdasarkan text book) namun Konsep Karnus berbeda, organ tubuh yang belum diangkat masih ada kemungkinan tumbuh.
Mohon dibedakan dulu antara kacamata dokter dengan kacamata Karnus; menurut Kacamata Karnus, organ ginjal terbuat dari protein fibril (kolagen) jadi tidak ada salahnya selama fungsi ginjal masih bisa menerima protein sejenis kolagen ini (dengan takaran pemberian yang terukur sesuai kemampuan ginjal tentunya); dari sini organ ginjal bukannya semakin merana tetapi ada kesempatan untuk diperbaiki.
Konsep Karnus ini sudah terbukti pada salah satu Pendekar yang kreatininnya sudah pada angka 2 (normal < 1,1) setelah penerapan Konsep Karnus sekarang kreatininnya menjadi 0,7 yang artinya fungsi ginjal membaik.
Posisi sudah cuci darah (ginjal sudah terganggu) memang banyak ditemukan kasus hipertensi akibat gagalnya ginjal dalam memproduksi beberapa hormon yang bertugas mengatur tekanan darah. Cara satu-satunya untuk meminimalisir hal diatas selama ginjal belum bisa diperbaiki adalah jangan terlalu tegang, rileks dan hindari stress negatif yang berlebihan, jikapun terpaksa, penggunaan obat hipertensi baik oral maupun injeksi lebih menguntungkan daripada menanggung resiko tekanan darah yang kurang terkendali dengan baik. Jika Ginjalnya bisa direkonstruksi kembali kemungkinan bisa sembuh darah tingginya.
Untuk pasien cuci darah seminggu 2 kali, asumsinya kreatininnya pasti di angka puluhan (normal 1,1). Pada kondisi ini ginjal sangat lemah, kemungkinan banyak sel-sel nephron yang tidak berfungsi sehingga ginjal gagal memilah antara sampah metabolit dan makanan yang akan diangkut darah sebagai suplai ke dalam sel dan organ. Pada kondisi ginjal rusak, zat-zat jenis Natrium jika tertahan akan menyebabkan retensi air meningkat di seluruh tubuh, demikian juga terhadap mineral Kalium juga akan terjadi peningkatan di dalam darah; jika jumlah kalium meningkat resikonya pasien bisa kejang-kejang. Kondisi ini yang harus kita ketahui bersama.
Namun ada hal yang dilematis. Di satu sisi mengingat sel ginjal yang sudah banyak mati harus direkonstruksi dalam hal ini perlunya pemberian Alga Series itu penting; namun di sisi lain jangan sampai kejadian fatal akan terjadi.
Algaseries sesuai kemampuan ginjal; sebagai gambaran, bisa dimulai dengan Alga Gold Cereal 2x ⅛ saset (disaring) dan Alga Tea 2x ⅛ saset (disaring).
Pemberian makanan dengan ukuran kalori yang sama boleh digantikan dengan Alga Gold Cereal dan Alga Tea sesuai kemampuan ginjal. Misalnya jika kemampuan sehari makan 2 piring, maka masukkan campuran Alga Gold ke dalamnya dalam bentuk bubur atau yang lain hingga totalnya tetap 2 piring.
Demikian juga jika batas minumnya 1 gelas per hari maka boleh diberikan campuran minuman dengan Algatea misal ¼ gelas + ⅛ saset Alga Tea yang diberikan 2x sehari (2x ¼ gelas berupa minuman Alga Tea tanpa ampas) dan ½ gelas sisanya berupa air putih.
Pengobatan | Takaran perhari |
Alga Gold | Mulai ⅛ saset 2x |
Alga Tea | Mulai ⅛ saset 2x |
Pencegahan | Takaran perhari |
Alga Gold | ½ - 1 saset 1x |
Alga Tea | ½ - 1 saset 1x |