Waktu baca ± 9 menit
Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang umumnya terjadi karena infeksi virus. Namun, hepatitis juga bisa disebabkan oleh autoimun, yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang balik sel-sel hati yang sehat. Selain itu, ada hepatitis yang diakibatkan oleh alkohol, obat-obatan medis, penyalahgunaan obat terlarang, dan toksin.
Beberapa tipe hepatitis dapat sembuh dengan sendirinya tanpa mengakibatkan kondisi yang lebih serius. Meski demikian, ada tipe hepatitis lain yang membutuhkan pengobatan segera. Sebab tanpa pengobatan segera, hepatitis tersebut bisa menyebabkan jaringan parut pada hati (sirosis hati), yang akan berakhir dengan gagal hati atau dalam beberapa kasus, menjadi kanker hati. Pengobatan hepatitis dilakukan berdasarkan jenisnya. Beberapa tipe hepatitis dapat dicegah dengan imunisasi dan gaya hidup yang sehat.
Hepatitis dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh, terutama yang berkaitan dengan metabolisme. Ini karena hati memiliki banyak sekali peranan dalam metabolisme tubuh, antara lain:
Hepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis. Seseorang yang mengalami hepatitis akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit. Mulai dari tidak bergejala, bergejala dan sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling berbahaya adalah berkembang menjadi gagal hati. Bila berkembang menjadi hepatitis kronis, dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati (hepatocellular carcinoma) dalam kurun waktu tahunan. Pengobatan hepatitis sendiri bermacam-macam sesuai dengan jenis hepatitis yang diderita dan gejala yang muncul.
Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi. Pembagian jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai berikut:
Hepatitis A. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
Hepatitis B. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
Hepatitis C. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom.
Hepatitis D. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
Hepatitis E. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada sumber air.
Ibu yang menderita hepatitis B dan C juga dapat menularkan kepada bayinya melalui jalan lahir.
Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat terjadi akibat kerusakan pada hati oleh senyawa kimia, terutama alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen dan dapat berkembang menjadi gagal hati atau sirosis. Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dapat menyebabkan hepatitis.
Pada beberapa kasus, hepatitis terjadi karena kondisi autoimun pada tubuh. Pada hepatitis yang disebabkan oleh autoimun, sistem imun tubuh justru menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri, dalam hal ini adalah sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat. Hepatitis autoimun lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.
Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderita, terlebih dahulu virus ini akan melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda. HAV membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15-45 hari, HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6 bulan.
Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain adalah:
Bila Anda mengalami hepatitis virus yang dapat berubah menjadi kronik, seperti hepatitis B dan C, mungkin Anda tidak mengalami gejala tersebut pada awalnya, sampai kerusakan yang dihasilkan oleh virus berefek terhadap fungsi hati. Sehingga diagnosisnya menjadi terlambat.
Faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang untuk lebih mudah terkena hepatitis tergantung dari penyebab hepatitis itu sendiri. Hepatitis yang dapat menular lewat makanan atau minuman seperti hepatitis A dan hepatitis E, lebih berisiko pada pekerja pengolahan air atau pengolahan limbah. Sementara hepatitis non infeksi, lebih berisiko pada seseorang yang kecanduan alkohol.
Untuk hepatitis yang penularannya melalui cairan tubuh seperti hepatitis B, C, dan D lebih berisiko pada:
Namun saat ini sudah jarang orang yang tertular hepatitis melalui transfusi darah, karena setiap darah yang didonorkan terlebih dulu melewati pemeriksaan untuk penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui darah.
Langkah diagnosis hepatitis pertama adalah dengan menanyakan riwayat timbulnya gejala dan mencari faktor risiko dari penderita. Lalu dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda atau kelainan fisik yang muncul pada pasien, seperti dengan menekan perut untuk mencari pembesaran hati sebagai tanda hepatitis, dan memeriksa kulit serta mata untuk melihat perubahan warna menjadi kuning.
Setelah itu, pasien akan disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
Pengobatan yang diberikan kepada penderita hepatitis bergantung kepada penyebabnya. Pemantauan kondisi fisik pasien selama masa penyembuhan hepatitis sangat diperlukan agar proses pemulihan bisa berjalan dengan baik. Aktivitas fisik yang melelahkan harus dihindari selama masa penyembuhan hingga gejala mereda.
Pengobatan hepatitis A, B, dan E akut umumnya tidak membutuhkan pengobatan spesifik, pengobatan difokuskan untuk meredakan gejala-gejala yang muncul, seperti mual muntah dan sakit perut. Perlu diingat pada kasus hepatitis akut, pemberian obat-obatan harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena fungsi hati pasien sedang terganggu. Pasien hepatitis akut harus menjaga asupan cairan tubuh, baik dengan minum air maupun dengan pemberian cairan lewat infus, untuk menghindari dehidrasi akibat sering muntah. Khusus untuk hepatitis C akut, akan diberikan obat interferon.
Pengobatan hepatitis kronis memiliki tujuan untuk menghambat perkembangbiakan virus, serta mencegah kerusakan hati lebih lanjut dan berkembang menjadi sirosis, kanker hati, atau gagal hati. Beda dengan hepatitis B kronis, pengobatan hepatitis C kronis juga bertujuan untuk memusnahkan virus dari dalam tubuh. Pengobatan terhadap hepatitis kronis melibatkan obat-obatan antivirus seperti ribavirin, simeprevir, lamivudine, dan entecavir, serta suntikan interferon. Pasien hepatitis kronis diharuskan untuk berhenti minum alkohol dan merokok untuk mencegah kerusakan hati bertambah parah.
Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan atau setelah terdapat infeksi hepatitis B. Pengobatan infeksi hepatitis D sampai saat ini belum diteliti lebih lanjut.
Pengobatan hepatitis autoimun umumnya melibatkan obat imunosupresan, terutama golongan kortikosteroid seperti prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien penderita hepatitis autoimun juga dapat diberikan azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.
Penderita hepatitis akut dapat mengalami hepatitis fulminan yang berujung kepada gagal hati akibat peradangan hebat pada hati. Gejala penderita hepatitis fulminan mencakup bicara kacau dan penurunan kesadaran hingga koma. Pasien juga dapat mengalami lebam dan perdarahan akibat kurangnya protein faktor pembekuan darah yang diproduksi hati. Penderita hepatitis fulminan dapat meninggal dunia dalam beberapa minggu jika tidak dirawat dengan segera.
Selain hepatitis fulminan, penderita hepatitis B dan C juga dapat mengalami hepatitis kronis. Hepatitis kronis adalah hepatitis yang terjadi pada seseorang selama lebih dari 6 bulan. Pada hepatitis kronis, virus akan berkembang biak di dalam sel-sel hati dan tidak dapat dimusnahkan oleh sistem imun. Virus yang berkembang biak secara kronis dalam hati penderita akan menyebabkan peradangan kronis dan dapat menyebabkan sirosis, kanker hati, atau gagal hati.
Agar terhindar dari hepatitis, seseorang perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya dengan:
Selain melalui pola hidup bersih dan sehat, hepatitis (terutama A dan B) bisa dicegah secara efektif melalui vaksinasi. Untuk vaksin hepatitis C, D, dan E hingga saat ini masih dalam tahap pengembangan. Namun di beberapa negara, vaksin hepatitis C sudah tersedia dan bisa digunakan.
Sumber: Alo Dokter
Hepatitis A, B, C, D, E adalah penyakit infeksi pada liver yang disebabkan oleh karena virus hepatitis B. Di kalangan dokter, penyakit ini termasuk penyakit yang ditakuti, karena belum ada obatnya. Hepatitis B bukan penyakit keturunan tetapi penyakit infeksi virus yang menular, bisa jadi tertular dari anggota/kerabat serumah yang menggunakan alat makan bersama. Sedangkan kemungkinan dari orang lain Hepatitis B tertular dari hubungan intim antar lainnya. Mengapa Hepatitis B ditakuti para kalangan medis? hal ini karena sampai saat ini teknologi farmasi belum menemukan obat antivirus.
Virus di kalangan medis berbeda dengan kuman/bakteri, jika ada kuman/bakteri maka cukup diobati dengan antibiotik masalahnya selesai, namun virus hingga saat ini belum ada obatnya. Dalam konsep kesehatan manusia, tubuh mempunyai sistem pertahanan yang disebut natural killer, yang dipimpin oleh sel darah putih beserta instrumennya.
Jika sudah terdiagnosa terinfeksi, tindakan vaksin adalah sudah terlambat. Selain mahal, efek sampingnya juga ada ; angka keberhasilan kesembuhan juga rendah. Mohon dipertimbangkan kembali; sepertinya tidak usah saja.
Hepatitis A disebabkan karena tubuh terinfeksi Virus Hepatitis A. Efek dari serangan virus ini Kinerja liver sebagai portal utama sistem transportasi darah akan terganggu. Biasanya liver akan mengalami bengkak, dan ikterus ( kuning di bola mata serta kuku ).
Pada anak-anak remaja yang gemar makanan dengan flavor(perasa sintetis),pewarna dan pengawet pada kejadian ini bisa berkembang menjadi autoimun liver yang ditandai dengan penurunan berat badan yang sangat drastis turun 8-10 kg dalam 1 bulan dan tidak bertenaga (lemas).
Langkah pertama dalam penanganannya adalah melakukan istirahat total hingga tubuh bisa melakukan proses penyeimbangan. Caranya istirahat total dan berikan Nutrisi yang mudah terserap tanpa memerlukan pekerjaan hati yang lebih berat. Biasanya diberikan makanan yang tinggi gula dan rendah kolesterol.
Untuk lebih mempercepat dalam menangkal serangan virusnya, dan tambahkan Algatea yang diminumkan airnya saja tanpa endapan. Antioksidan yang tinggi pada alga tea akan mampu memperkuat daya tahan tubuh sehingga tubuh mampu menangkal virus yang akan masuk di dalam sel. Keuntungan lain konsumsi Algatea adalah akan membantu mengatasi kasus kejadian autoimun.
Langkah kedua, segera tambahkan juga Alga gold sedikit demi sedikit jika pencernaannya sudah pulih dari mual berkepanjangan. Untuk segera mengembalikan kesehatan menuju optimal.
Hepatitis B, C, D adalah penyakit infeksi pada liver yang disebabkan oleh karena virus hepatitis B, C, D.
di Kalangan dokter, penyakit ini termasuk penyakit yang ditakuti, karena levelnya mendekati HIV. Hepatitis B, C, D bukan penyakit keturunan tetapi penyakit infeksi virus yang menular, bisa jadi tertular dari anggota /kerabat serumah yang menggunakan alat makan bersama. Sedangkan kemungkinan dari orang lain Hepatitis B, C, D tertular dari hubungan sex, berciuman maupun tindakan intim lainnya. Mengapa Hepatitis B, C, D ditakuti para kalangan medis? hal ini karena sampai saat ini teknologi yg terbarupun belum menemukan obat antivirus.
Virus berbeda dengan kuman/bakteri, jika ada kuman/bakteri maka cukup diobati dengan antibiotik masalahnya selesai, namun virus hingga saat ini belum ada obatnya.
Dalam Konsep kesehatan manusia, tubuh mempunyai sistem pertahanan yang disebut Natural killer, yang dipimpin oleh sel darah putih (Leucocyt) dengan sub bagian berupa makrofag, monocyt, Lymfosit, notrofil, eosinofil, basofil dst.
Jika sudah terdiagnosa terinfeksi, tindakan vaksin adalah sudah terlambat. Selain mahal, efek sampingnya juga ada dan angka keberhasilan kesembuhan juga rendah.
Pengobatan | Takaran perhari |
Alga Gold | 1 saset 2x |
Alga Tea | 1 saset 2-3x |
Pencegahan | Takaran perhari |
Alga Gold | ½ - 1 saset 1x |
Alga Tea | ½ - 1 saset 1-2x |
Satu peluang untuk mengatasi kasus Hepatitis B ini, adalah dengan cara mengaktifkan natural killer secara alami. Pemberian AT 2-3x sehari dan AG 1-2x sehari adalah masuk akal. Pada usia kehamilan diatas 4 bulan, hal ini bisa diaplikasikan dengan catatan dimulai dengan ¼ takaran yang dianjurkan untuk melihat efek respon tubuh dan respon janin di dalam kandungan. Semoga dengan cara ini bisa mendatangkan kesembuhan.