Waktu baca ± 4 menit
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah kondisi ketika penis tidak mampu ereksi atau mempertahankan ereksi, walaupun terdapat rangsangan seksual. Impotensi merupakan masalah seksual yang rentan terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas. Meskipun tidak berbahaya, kondisi ini sangat mengganggu penderita maupun pasangannya.
Seseorang yang mengalami impotensi akan kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Penderita impotensi atau lemah syahwat juga mengalami penurunan gairah seksual. Keluhan ini dapat muncul tiba-tiba atau secara bertahap.
Gejala atau ciri-ciri utama impotensi adalah sulitnya penis untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Penderita impotensi juga mengalami penurunan gairah seksual. Keluhan ini dapat muncul tiba-tiba atau secara bertahap.
Impotensi bukanlah gangguan kesehatan yang bersifat serius. Namun jika tidak ditangani, impotensi dapat berdampak buruk pada kondisi psikologis penderitanya, misalnya menyebabkan penurunan rasa percaya diri dan depresi. Selain itu, keharmonisan rumah tangga juga dapat terganggu. Berkonsultasilah dengan dokter jika penis Anda tidak dapat ereksi, terutama bila:
Impotensi terjadi akibat gangguan pada salah satu proses yang membuat penis ereksi. Proses tersebut melibatkan saraf, otot, dan pembuluh darah, serta hormon dan emosi. Ketika satu atau lebih dari unsur tersebut terganggu, impotensi dapat terjadi.
Gangguan pada proses ereksi dapat disebabkan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga, merokok, kecanduan alkohol, atau menyalahgunakan NAPZA. Proses ereksi juga dapat terganggu apabila sedang mengalami tekanan secara psikologis, seperti rasa takut, stres, gelisah, kurang percaya diri, atau depresi.
Menderita penyakit tertentu juga memberikan dampak terhadap proses ereksi, sehingga menimbulkan impotensi. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan impotensi adalah:
Cedera pada penis, tulang belakang, panggul, atau kandung kemih, serta konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan impotensi. Obat-obatan yang dapat menimbulkan impotensi antara lain adalah obat antihipertensi, antidepresan, antialergi, obat untuk kanker prostat, dan obat penenang.
Dokter akan mencari tahu penyebab impotensi dengan menanyakan seputar kehidupan pasien hingga terjadinya impotensi. Pertanyaan yang ditanyakan dapat terkait dengan gejala yang dialami, penyakit yang pernah diderita, hubungan seksual, dan gaya hidup sehari-hari. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada penis dan testis.
Jika muncul dugaan bahwa impotensi disebabkan oleh penyakit tertentu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebab impotensi. Pemeriksaan lanjutan tersebut meliputi:
Pemeriksaan terhadap kondisi psikologis penderita juga dapat dilakukan untuk mendeteksi stres atau depresi yang bisa menjadi penyebab disfungsi ereksi atau impotensi.
Pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab impotensi. Sebagai contoh, jika impotensi disebabkan oleh diabetes, maka akan dilakukan penanganan terhadap diabetes terlebih dahulu. Impotensi dapat pulih dengan sendirinya setelah penyebab yang mendasari impotensi tersebut berhasil diatasi.
Pengobatan impotensi juga sebaiknya diiringi dengan gaya hidup sehat. Menerapkan gaya hidup yang sehat akan mempercepat proses penyembuhan, selain juga dapat mencegah terjadinya impotensi. Caranya adalah dengan:
Di samping pengobatan untuk mengatasi penyebabnya, impotensi juga dapat ditangani dengan:
Ada beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi impotensi secara sesaat, antara lain sildenafil, tadalafil, atau vardenafil. Obat ini sebaiknya dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter untuk menghindari efek samping. Waktu paling baik mengonsumsinya adalah 1-2 jam sebelum berhubungan intim.
Beberapa pria mengalami impotensi karena kadar hormon testoteron yang rendah. Suntikan hormon ini diberikan untuk meningkatkan kadar hormon testosteron di dalam tubuh.
Alat yang digunakan menyerupai alat sedot, yang berfungsi menarik darah ke penis. Setelah penis ereksi, alat tersebut akan dicabut, kemudian ereksi akan dipertahankan dengan memasang sebuah cincin karet di pangkal penis.
Operasi dilakukan jika impotensi tidak dapat ditangani dengan cara lain. Operasi yang dilakukan adalah dengan menanamkan alat yang dapat membuat penis ereksi.
Jika impotensi disebabkan oleh gangguan psikologis, pengobatan akan dilakukan oleh psikolog atau psikiater. Jenis pengobatan yang dilakukan adalah psikoterapi. Dengan cara ini, penderita impotensi dan pasangan dapat berdiskusi dengan psikolog atau psikiater tentang berbagai masalah yang menyebabkan stres atau cemas, serta memperbaiki pola pikir yang menjadi pemicu impotensi.
Penyakit impotensi erat kaitannya dengan kelancaran aliran darah, dalam hal ini aliran darah ke alat kejantanan pria. Bila sedang menderita penyakit degeneratif, terutama diabetes, kolesterol, dan hipertensi, aliran darah di tubuh kurang lancar, karena itu penyakit degeneratifnya perlu disembuhkan terlebih dahulu. Setelah sembuh, maka tahap kedua adalah membentuk pria perkasa, yang kuat dan berotot dengan Kopi Love.
Kopi Love bukan afrodisiak yang memaksa jantung memompa darah lebih cepat. Bila tubuh tidak kuat, maka jantung bisa berhenti. Kopi Love dengan Whey Protein membentuk pria perkasa yang kuat dan berotot, termasuk alat kejantanan pria. Dengan demikian, khasiatnya adalah permanen dan tahan lama.
Pengobatan | Takaran perhari |
Alga Gold | 1 saset 2x |
Alga Tea | ½ - 1 saset 1-2x |
Pencegahan | Takaran perhari |
Alga Gold | ½ - 1 saset 2x |
Alga Tea | ½ - 1 saset 1-2x |
Kopi Love | 1 saset tiap 2-3 hari |