Penelitian menunjukkan bahwa jamur tiram dan tempe dapat membantu dalam pengelolaan kolesterol. Kedua bahan ini mengandung fitosterol, yang berbeda dari kolesterol yang ada dalam tubuh kita. Fitosterol dapat membantu mengurangi penumpukan plak kolesterol dalam pembuluh darah, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular yang seringkali menjadi komplikasi diabetes.
Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah tentang adanya fitoestrogen dalam kedelai, yang merupakan bahan utama tempe. Fitoestrogen adalah senyawa yang memiliki struktur mirip dengan estrogen, hormon yang terkait dengan berbagai fungsi metabolisme dalam tubuh. Namun, penelitian menunjukkan bahwa jumlah fitoestrogen dalam tempe sangat sedikit dan tidak cukup untuk mempengaruhi kadar estrogen dalam tubuh secara signifikan.
Sebaliknya, fitoestrogen dalam tempe dapat memberikan manfaat kesehatan lainnya. Misalnya, fitoestrogen seperti isoflavon dalam kedelai telah terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengatur metabolisme glukosa, yang sangat penting bagi pasien diabetes tipe 2 [1]. Selain itu, fitoestrogen juga dapat membantu dalam pengelolaan kolesterol dan menjaga kesehatan tulang.
Mengapa Kombinasi Ini Efektif?
Analisis biokimia menunjukkan jamur tiram mengandung β-glukan (serat larut) yang mampu:
- Memperlambat penyerapan glukosa darah [2][6]
- Meningkatkan sensitivitas insulin hingga 23% berdasarkan uji klinis [9]
- Menekan produksi enzim α-glukosidase penyebab konversi karbohidrat menjadi gula [8]
Sementara tempe menyumbang:
- Asam amino esensial untuk regenerasi sel β-pankreas [10]
- Isoflavon yang berfungsi sebagai modulator reseptor estrogen untuk metabolisme glukosa [3]
- Kandungan protein 20.8g/100g yang stabilisasi kadar gula darah [7]
Resep Terapi: Tumis Jamur Tiram Tempe Anti-Hiperglikemia
Bahan (2 porsi):
- 150g jamur tiram segar
- 100g tempe kukus
- 3 siung bawang putih (kaya allicin penstimulasi insulin)
- 1 sdt minyak zaitun
- 50ml kaldu ayam rendah natrium