Waktu baca ± 2 menit
Kanker payudara triple negatif (TNBC), yang rentan menyerang usia muda, dikenal lebih agresif daripada jenis kanker payudara subtipe lainnya. Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Hematologi dan Onkologi Medik), Prof DR dr Ami Ashariati SpPD-KHOM dalam diskusi daring bertajuk "Mengenal dan Mewaspadai Kanker Payudara Triple Negatif", Kamis (21/10/2021).
TNBC adalah subtipe kanker payudara yang tidak mengekspresikan gen untuk reseptor estrogen (ER), reseptor progesteron (PR), dan ekspresi berlebih HER-2, yang secara klinis lebih agresif dan tidak responsif terhadap terapi standar, sehingga dapat memperburuk prognosis.
Ami menjelaskan, TNBC ini dikatakan lebih agresif dan berbahaya dibandingkan subtipe kanker payudara lainnya, karena memiliki kecenderungan sudah menyebar saat ditemukan. Selain itu, kemungkinan TNBC muncul kembali setelah perawatan lebih tinggi dibandingkan jenis kaknker payudara lainnya.
Kanker payudara triple negatif menjadi penyebab sekitar 10-20 persen kasus kanker payudara secara total dan menyerang wanita di bawah usia 40 tahun. "Biasanya pasien yang ditemukan TNBC ini masih usia produktif (di bawah 40 tahun), ada bahkan yang masih usianya 20 tahun," kata Ami.
Menurut sebuah penelitian pada 2014, kejadian TNB menjadi terbesar kedua di Indonesia di antara tipe kanker payudara lainnya dengan presentase 25 persen. Berdasarkan data SEER dari American Cancer Society yang dikelola oleh The National Cancer Institute (NCI), secara keseluruhan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk kanker payudara triple negative adalah 77 persen.
Tetapi pasien kanker payudara triple negatif stadium lanjut dengan metastasis, memiliki tingkat kelangsungan hidup 5 tahun yang jauh lebih rendah, yaitu 12 persen. Diduga jenis kanker payudara triple negatif ini muncul pada wanita yang berusia lebih muda, terkait dengan kemungkinan yang lebih tinggi dari ekspresi gen BRCA1. "Kanker ini sangat agresif, sebab tumbuh begitu cepat dan dapat tumbuh kembali meski setelah diobati," tegasnya.
Ami menjelaskan, modalitas pengobatan pada kanker payudara secara umum terdiri dari 3 hal pokok yaitu operasi, radiasi, dan terapi sistemik berupa kemoterapi, terapi hormonal, terapi target dan imunoterapi. Pemilihan modalitas pengobatan dengan mempertimbangkan banyak hal, tetapi ada 2 hal yang penting, yaitu stadium dan subtipe kanker payudara, baru kemudian faktor lain seperti usia dan penyakit penyerta lainnya.
Opsi pengobatan kanker payudara triple negatif stadium awal, local-lanjut atau metastasis pada prinsipnya sama dengan subtipe yang lain, akan tetapi masih sangat terbatas hasilnya karena mepunyai sifat tumbuh kembali lebih cepat walaupun sudah diobati dengan benar.
Pada stadium awal dapat dilakukan prosedur operasi lumpektomi atau mastektomi dengan mengangkat juga kelenjar getah bening di dekatnya untuk melihat apakah kanker telah menyebar. Setelah melakukan lumpektomi, biasanya diikuti dengan terapi radiasi.
Sementara terapi yang dilakukan pada pasien dengan TNBC stadium sedang, bila setelah mastektomi akan dilakukan terapi radiasi bila didapatkan penyebaran ke kelenjar getah bening minimal 4 atau lebih. “Dalam prosedur ini, tidak sedikit pasien yang melakukan rekonstruksi payudara bersamaan dengan mastektomi untuk tujuan estetika,” jelasnya.
Selanjutnya, pada stadium akhir yang dalam bahasa medis disebut metastatik, di mana kanker telah menyebar ke organ lain seperti paru atau liver, atau otak, dilakukan terapi sistemik seperti kemoterapi. Dalam pemaparannya, Ami menuturkan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi pengobatan, kini juga tersedia pengobatan kanker payudara triple negative dengan imunoterapi yang memberikan harapan hidup lebih panjang.
Lebih lanjut, ia menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan kanker payudara dengan melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) dan deteksi dini kanker payudara. “Sebab kanker dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal, dan segera berkonsultasi dengan dokter jika terdapat gejala," ujarnya. Selain itu, tentunya harus dibarengi dengan penerapan pola hidup sehat, makan makanan bergizi, berhenti merokok, tidak mengonsumsi alkohol, berolah raga secara teratur, dan jangan lupa menghindari stress dan cukup istirahat untuk mencegah dari risiko penyakit kronis kanker payudara dan lainnya.
Sumber: Kompas
Gaya hidup yang tidak sehat di zaman modern ini membawa penyakit-penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya. Kehidupan zaman modern tidak bisa dihindari, karena itu perlu disiasati. Perkuat sistem imunitas, lindungi DNA sel dari perubahan karena radikal bebas dengan nutrisi organik Alga Gold Cereal dan Alga Tea