[javascript protected email address]
Sehat dengan nutrisi dari alam Indonesia.

Kanker Usus Besar

Waktu baca ± 6 menit

kanker-usus-besar

Kanker usus besar atau dubur, berada di ujung saluran pencernaan bawah. Kasus awal dapat dimulai sebagai polip bukan nonkanker. Kondisi ini sering tidak memiliki gejala tetapi dapat dideteksi dengan pemindaian. Oleh sebab itu, dokter menyarankan pemindaian untuk orang yang berisiko tinggi atau di atas usia 50 tahun.

Gejala berupa kanker kolorektal tergantung pada ukuran dan lokasi kanker. Sebagian gejala umum yang dialami yaitu perubahan pada kebiasaan buang air besar, perubahan konsistensi tinja, adanya darah dalam tinja, dan perut yang terasa tak nyaman.

Penanganan kanker kolorektal tergantung pada ukuran, lokasi, dan seberapa jauh penyebaran kanker. Penanganan umum berupa operasi pengangkatan kanker, kemoterapi, dan terapi radiasi.

Gejala Kanker Usus Besar

Pada tahap awal, pengidap kanker usus besar biasanya tidak merasakan gejala. Gejala yang timbul biasanya bergantung pada jumlah, letak benjolan dan ukuran. Tanda dan gejala yang biasanya timbul antara lain:

  • Perubahan menetap pola buang air besar, dapat berupa diare atau konstipasi.
  • Perdarahan pada anus, atau adanya darah dalam feses.
  • Rasa tidak nyaman pada perut yang bersifat menetap seperti kram, nyeri atau penimbunan gas.
  • Timbul rasa lelah yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab.

Penyebab Kanker Usus Besar

Secara umum, kanker usus besar dimulai ketika sel-sel yang sehat di usus besar, mengalami perubahan susunan DNA karena mutasi. DNA adalah sumber informasi dari suatu sel yang berisikan apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah sel.

Pada kanker, DNA ini berisi instruksi untuk terus melakukan pembelahan, sehingga terbentuk massa abnormal. Mutasi yang dapat menyebabkan kerusakan DNA biasanya disebabkan oleh zat-zat dari luar tubuh yang dapat memicu kerusakan DNA dan kanker (zat karsinogenik).

Faktor Risiko Kanker Usus Besar

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar, yaitu:

  • Usia tua, kanker usus besar dapat terdiagnosis pada segala usia, namun sebagian besar kanker usus besar terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.
  • Riwayat kanker usus besar atau polip usus besar, riwayat kanker usus besar sebelumnya atau pernah mengidap polip pada usus besar dapat meningkatkan kejadian kanker usus besar.
  • Kondisi peradangan kronik pada usus besar, peradangan kronis pada usus besar seperti penyakit kolitis ulseratif atau penyakit Crohn meningkatkan risiko kanker usus besar.
  • Faktor keturunan, riwayat kanker usus besar pada keluarga meningkatkan risiko pada keturunannya.
  • Diet tinggi lemak, beberapa penelitian menunjukkan peningkatan risiko kanker usus besar pada orang dengan diet tinggi lemak pada daging merah dan daging olahan.
  • Diabetes, orang dengan diabetes atau resistensi insulin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kanker usus besar.
  • Obesitas, orang dengan obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi pada kanker usus besar dibandingkan pada orang dengan berat badan normal.
  • Rokok, rokok dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
  • Alkohol, tingginya konsumsi alkohol meningkatkan risiko kanker usus besar.

Diagnosis Kanker Usus Besar

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker usus besar, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan pasien. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien menderita suatu penyakit yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar, serta menelusuri riwayat kesehatan keluarga pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pemeriksaan penunjang, seperti:

Endoskopi

Endoskopi dilakukan oleh dokter gastroenterologi untuk melihat kondisi usus besar, menggunakan alat khusus berupa selang fleksibel dengan kamera pada ujungnya, yang dimasukkan melalui anus. Pemeriksaan dengan alat ini disebut kolonoskopi. Selain dengan selang fleksibel, terdapat juga endoskopi dengan media kapsul berkamera yang harus ditelan oleh pasien, untuk melihat keseluruhan saluran pencernaan.

Biopsi usus

Biopsi merupakan pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan usus untuk diperiksa di bawah mikroskop, guna melihat ada tidaknya sel ganas (kanker). Biopsi bisa dilakukan saat pemeriksaan kolonoskopi, atau saat operasi pada perut untuk mengangkat sebagian usus besar. Untuk mengetahui seberapa jauh kanker telah menyebar, serta untuk menilai fungsi organ lain dan keberhasilan pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan:

  • Rontgen
    Foto Rontgen dilakukan untuk melihat kondisi usus besar. Agar hasilnya lebih jelas, pasien akan diminta untuk meminum larutan zat warna khusus (kontras) terlebih dulu.
  • CT scan
    CT scan dilakukan untuk melihat kondisi usus besar dan jaringan di sekitarnya secara lebih rinci.
  • Tes darah
    Tes darah dapat memberikan informasi mengenai fungsi berbagai organ sebelum dokter onkologi melakukan pengobatan, misalnya jumlah sel darah, fungsi hati, dan fungsi ginjal. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan yang dinamakan CEA untuk menilai respon terhadap pengobatan.

Dokter menganjurkan orang-orang yang berisiko tinggi terkena kanker usus besar untuk menjalani skrining kanker usus besar secara berkala. Tujuannya adalah agar jika muncul kanker, dapat segera ditangani.

Skrining kanker usus besar

Skrining kanker usus besar dianjurkan pada pria dan wanita yang berusia 45 tahun ke atas. Beberapa pemeriksaan yang direkomendasikan adalah:

  • Pemeriksaan tinja, setiap 1 tahun.
  • Kolonoskopi, setiap 10 tahun.
  • CT scan perut, setiap 5 tahun.

Pemeriksaan tersebut dapat mendeteksi adanya darah di dalam tinja, atau polip di usus yang dapat berkembang menjadi kanker usus besar. 

Stadium Kanker Usus Besar

Berdasarkan tingkat keparahannya, kanker usus besar terbagi menjadi beberapa stadium, yaitu:

  • Stadium 1
    Pada tahap ini, kanker hanya tumbuh di dalam usus besar.
  • Stadium 2
    Pada tahap ini, kanker telah menembus dinding usus besar.
  • Stadium 3
    Pada tahap ini, kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening yang letaknya berdekatan dengan usus besar.
  • Stadium 4
    Stadium ini merupakan tingkat paling parah dari kanker usus besar, di mana kanker telah menyebar jauh dan menyerang organ-organ tubuh lainnya, seperti paru-paru atau hati.

Stadium kanker usus besar akan ditentukan setelah dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Penentuan stadium ini membantu dokter untuk merencanakan pengobatan yang tepat.

Pengobatan Kanker Usus Besar

Pengobatan kanker usus besar dilakukan sesuai stadium atau tingkat keparahan kanker. Beberapa jenis pengobatan untuk mengatasi kanker usus besar adalah:

Operasi

Operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker pada usus besar. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada tingkat keparahan dan penyebaran kanker.

Dalam operasi, bagian usus besar yang mengalami kanker beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya akan dipotong dan diangkat. Setelah itu, pangkal usus besar akan disambungkan ke sisa usus besar yang menuju anus, atau langsung disambungkan ke lubang buatan pada dinding perut sebagai tempat keluarnya tinja. Lubang ini disebut stoma, dan dibuat melalui operasi kolostomi.

Selain memotong usus besar, operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat kelenjar getah bening yang sudah digerogoti oleh kanker.

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian obat-obatan dalam beberapa siklus yang diatur oleh dokter onkologi. Beberapa contoh obat kanker usus besar adalah oxaliplatin dan irinotecan.

Radioterapi

Radioterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi. Sinar ini dapat dipancarkan dari alat di luar tubuh (radioterapi eksternal) atau dari alat yang dipasang dekat lokasi kanker (radioterapi internal).

Terapi obat bertarget

Berbeda dengan kemoterapi yang menyerang sel kanker sekaligus sel yang sehat, obat ini bekerja dengan membunuh sel-sel kanker secara spesifik. Terapi obat bertarget dapat diberikan tunggal atau dikombinasi dengan metode pengobatan lain. Beberapa obat yang digunakan, antara lain:

  • Regorafenib
  • Cetuximab
  • Bevacizumab
  • Ramucirumab

Secara umum, pasien yang menderita kanker usus besar dan terdiagnosis sejak stadium awal memiliki tingkat kesembuhan lebih tinggi dibandingkan pasien yang terdiagnosis pada stadium akhir. Pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari kanker usus besar masih memiliki risiko untuk menderita kanker kembali. Untuk memastikan bahwa kanker usus besar tidak muncul kembali, dokter akan menjadwalkan kontrol pasien secara berkala.

Pencegahan Kanker Usus Besar

Dokter dapat merekomendasikan pada orang dengan risiko kanker usus besar untuk melakukan skrining setelah usia 50 tahun. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker kolon, yaitu:

  • Konsumsi buah-buahan, sayur, dan serat tinggi. Vitamin, mineral dan antioksidan yang terkandung dalam makanan tersebut dapat berperan dalam menurunkan risiko kanker.
  • Kurangi atau stop konsumsi alkohol.
  • Stop merokok.
  • Olahraga rutin setiap hari. Minimal sebanyak 30 menit setiap hari. Jika belum terbiasa melakukan olahraga sebelumnya, olahraga dapat dilakukan perlahan hingga tercapai 30 menit setiap hari.
  • Menjaga berat badan ideal. Berat badan yang ideal dapat menurunkan risiko untuk berbagai penyakit termasuk kanker usus besar.

Analisis Konsep Karnus

Dalam Konsep Karnus, kanker digolongkan ke dalam pertumbuhan sel abnormal. Dengan demikian, penanganannya dimulai dengan memutuskan faktor terjadinya penyimpangan DNA sel sehingga menjadi tumbuh tak terkendali, yang dilakukan oleh Alga Tea. Terlalu banyak plak di dalam usus juga bisa jadi faktor penyumbang terjadinya kanker usus. Pemenuhan kebutuhan serat harian akan membantu membersihkan usus dan memperlancar BAB.

Pengobatan dengan Alga Series

Pengobatan Takaran perhari
Alga Gold ½ - 1 saset 2x
Alga Tea 1 saset 2-4x
Fibroshake 1x kalau susah BAB
Pencegahan Takaran perhari
Alga Gold ½ - 1 saset 1x
Alga Tea ½ - 1 saset 1-2x
Fibroshake 1x kalau susah BAB

Bila ada sakit maag, Alga Gold diminum airnya saja selama beberapa hari sampai lambung kuat.

Produk Terkait

Testimoni

Diabetes
KH Thoha Yusuf Zakaria, Jakarta
 
Kanker Usus
Azzam (66), Pamekasan
 

Dipublikasikan tanggal 20 Apr 2020 08:00, dilihat: 3.108 kali
 https://alga-rosan.com/p206