Saat Anda mengidap kanker, dokter mungkin merekomendasikan kemoterapi sebagai bagian dari perawatan. Sel dalam tubuh tumbuh dan membelah diri sebagai bagian dari siklus sel yang normal. Nukleus sel mengatur proses ini. Di dalam nukleus, materi genetik atau DNA berisi instruksi untuk mengarahkan proses. Kadang-kadang DNA menjadi rusak. Biasanya DNA merespon dengan perbaikan mandiri atau mengakhiri hidupnya.
Pada kasus kanker, bagian dari DNA yang mengarahkan pembelahan sel rusak. Ketika bagian ini rusak, DNA tidak bisa melakukan perbaikan mandiri, atau mengakhiri hidupnya. Sebaliknya, DNA yang rusak itu mengakibatkan sel rusak terus tumbuh dan membelah diri secara tak terkontrol, yang disebut sel kanker. Tumor terbentuk ketika sel kanker berlipat ganda dan menggantikan sel normal. Seiring dengan membesarnya tumor, ia membangun suplai darahnya sendiri.
Karena sel kanker tidak menyatu bersama-sama dengan sel sejenis sebaik normal sel, mereka bisa terpecah dan masuk ke pembuluh darah terdekat. Sel kanker di pembuluh darah bisa berjalan ke area lain dari tubuh dan membentuk tumor tambahan. Keadaan ini disebut metastasis. Tumor tambahan bisa terbentuk di area seperti paru-paru, hati, dan tulang. Cara lain kanker dapat menyebar ke seluruh tubuh adalah melalui sistem limpa. Sel kanker dapat memasuki pembuluh limpa dekat tumor lalu berjalan melalui kelenjar kecil yang disebut simpul limpa. Bila sel kanker melewati simpul, mereka mungkin terus berjalan melewati sistem limpa dan membentuk tumor tambahan.
Obat kemoterapi bekerja dengan mentarget sel yang tumbuh dan membelah dengan cepat, suatu ciri umum dari sel kanker. Tumor akan mengecil seiring dengan terhentinya pembelahan dan mati. Umumnya obat kemoterapi bekerja secara sistematik dengan berjalan melalui aliran darah, dan sejalan dengan sirkulasinya, mereka merusak sel kanker yang menyebar pada organ-organ lain.
Sayangnya obat kemoterapi tidak bisa membedakan antara sel normal yang tumbuh cepat dan sel kanker. Akibatnya, obat ini juga merusak atau mengganggu sel normal yang tumbuh cepat, seperti di tulang sumsum, sistem pencernaan, dan folikel rambut. Sel normal yang mati atau terganggu mengakibatkan efek samping seperti sistem imun yang melemah, mual, dan rambut rontok.
Tujuan dari kemoterapi adalah mengurangi atau membasmi sel kanker pada tumor yang asli dan bagian lain dari metastasis. Selain sebagai bagian dari perawatan primer kanker, dokter juga menggunakan kemoterapi sebagai perawatan sekunder sebelum atau sesudah perawatan primer kanker lain seperti radiasi, atau pengambilan jaringan tumor.
Tergantung dari lokasi dan tipenya, seseorang mendapat obat kemoterapi yang disirkulasi ke seluruh tubuh antara lain pil, kapsul atau cairan yang diminum, atau suntikan intravena/intramuskular. Atau obat diberikan di area tumor, misalnya pada kantong kemih atau dada, lewat pipa kecil yang disebut kateter. Cara lain adalah dengan menyuntikkan obat ke cairan tulang tengkuk yang meliputi otak dan syaraf tulang belakang. Cara lain lagi adalah menempatkan wafer yang larut secara lambat ke area di mana tumor sudah diambil.
Pada umumnya, seseorang akan menerima beberapa obat kemoterapi yang berbeda-beda untuk meningkatkan efektivitasnya. Seseorang bisa mendapatkan banyak perawatan kemoterapi dalam rentang beberapa minggu atau bulan. Ini memungkinkan tubuh untuk melakukan pemulihan dan membunuh sebanyak mungkin sel kanker.
Efek samping yang umum dari kemoterapi:
Sangat penting untuk berisirahat dan makan makanan bergizi dan minum obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi efek samping.