Waktu baca ± 2 menit
Pada pasien metabolit sindrom seperti diabetes, organ mata akan cepat kehilangan daya penglihatannya.
Lho kenapa bisa begitu??
Tentu saja bisa…
Orang yang mengalami diabates itu, jangankan sel lensa mata, yang tidak mempunyai mitokondria, sel-sel lainnya yang mempunyai mitokondria saja, bisa mengalami kehilangan kemampuannya untuk mengolah gula dan lemak menjadi suatu energi
"Ini ibarat dalam rumah tangga, yang sedang memiliki bayi. Sang bayi harus makan bubur. Tapi, di dalam rumah tangga tersebut mereka tidak bisa mengolah beras menjadi nasi. Mengubah beras jadi nasi saja tidak bisa, apalagi menyediakan bubur. Jika hal ini berlangsung terus, maka sang bayi akan mengalami stunting bahkan bisa sampai meninggal karena kurang gizi atau kelaparan"
Nutrisi untuk sel lensa mata itu bentuknya berupa cairan yang jernih atau yangg dikenal sebagai cairan mata (air mata). Jadi, kalau protein cristalin yang dibuat oleh sel bola mata tidak sempurna, maka akan terbentuklah protein yang hazzy/keruh. Jika hal ini dibiarkan dalam jangka waktu panjang, maka kemungkinan akan timbul katarak
Dan kalau kita lihat dalam kasus katarak, semua pasiennya tersebut ternyata bermasalah dengan organ lambungnya. Jadi, mumpung masih usia muda dan semoga belum terlambat, segera rekonstruksi lambung anda dan segera terapkan Konsep Karnus…!
Setelah saya membaca literatur tentang anatomi mata, maka saya menemukan jawaban, kenapa para konsumen AG dan AT yang rutin mengkonsumsi produk AG dan AT selama 3 – 6 bulan rata rata mereka mendapatkan bonus pada peningkatan daya penglihatannya.
Apalagi mereka yang minum AG & AT sambil menerapkan pola hidup Konsep Karnus secara serius, maka bonus yang didapatkan juga sangat banyak, tanpa di sadari.
Sel-sel lensa mata itu sangat membutuhkan nutrisi yang instan dalam bentuk ATP, ATPhase, ion K, ion Na dan Protein Crystaline dimana semua nutrisi tersebut dihasilkan oleh sel-sel ciliary body (bola mata). Sel-sel lensa ini tidak memiliki mitokondria dan DNA, sehingga dia membutuhkan asupan nutrisi yang siap konsumsi.
Kalau sel-sel selain lensa mata itu bisa mengolah gula, asam amino dan asam lemak jadi energi, berbeda dengan sel lensa mata. Sel mata tidak bisa mengolah secara langsung. Gula, asam amino dan asam lemak harus diolah dahulu oleh sel bola mata, baru diberikan kepada sel lensa dalam bentuk yang sudah siap makan.
"Ini ibarat bayi, dimana nasi harus jadi bubur dahulu baru disuapkan ke bayi"
Karena mempunyai spesifikasi nutrisi yang siap saji, maka kinerja lambung harus sangat optimal. Apa yg dihasilkan oleh sel bola mata akan tergantung pada hasil pemecahan makanan oleh lambung kita dan variasi menu yang kita makan.
Oleh karena itu, segera terapkan Konsep Karnus dengan skema sebagai berikut:
Jadi.. bagi bapak ibu semuanya, kalau kebetulan njenengan mempunyai putra/putri dengan usia dibawah 20 tahun yang mempunyai mata plus atau minus, maka jangan heran kalau nanti mereka menerapkan Konsep Karmus secara benar mereka akan bolak balik mengganti lensa kacamatanya, tentu ke angka yang semakin mendekati normal ya.
Yang jelas, lensa kacamata akan semakin turun plus atau minus nya sehingga lama-kelamaan mereka bisa lepas dari kacamata.
Mata adalah organ yang berharga, jangan sampai rusak karena kita dzolim kepadanya karena tidak tahu cara merawat tubuh ini.
Insya Allah Konsep Karnus bisa menjadi sarana dalam memahami tubuh dan alam semesta sesuai dengan Algoritma Allah SWT – Sang Maha Pencipta