Waktu baca ± 1 menit
Sukses tidaknya seseorang dalam menghadapi covid-19 adalah bukan diukur langsung dari kondisi seseorang tersebut tidak bisa terinfeksi (kebal) atau tidak kebal terhadap covid-19. Karena untuk menuju kebal perlu adanya latihan/sparing antara sistem imun dalam berperang menghadapi virus-19 yang tentu saja harus dimenangkan oleh sistem imun. Jika seseorang akhirnya terinfeksi virus hal ini adalah wajar, mengingat virus yang bentuknya sangat super kecil bisa saja menyelinap masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara.
Ada perbandingan ukuran berat ringan prosesnya, yaitu: bisa melewatinya dengan baik, mudah, atau tidak mudah (dalam hal ini prosesnya setiap individu berbeda). Yang terpenting bahwa jika seseorang sesudah terinfeksi kemudian bisa tetap bertahan hidup dan tidak meninggal hal ini bisa dikatakan bahwa metabolisme tubuhnya dikatakan dalam kategori cukup baik.
Semakin sempurna seseorang metabolismenya baik, maka semakin mudah seseorang yang terinfeksi covid-19 kemudian sembuh semakin cepat, bahkan hanya mengalami gejala seperti sakit flu biasa. Namun jika ada masalah gangguan metabolisme maka prosesnya bisa lebih rumit.
Pada orang yang sudah mengalami gangguan metabolisme, konsumsi AG/AT akan memperkecil resiko adanya gangguan metabolisme tubuh, semakin tekun dan disiplin seseorang dalam menerapkan Konsep Karnus maka tingkat metabolismenya akan semakin mendekati sempurna, bahkan bisa menuju kondisi sangat sehat (homeostasis) dan benar-benar sembuh meskipun tanpa obat dan selalu dilakukan evaluasi yang benar.
Kami tidak sengaja juga pernah terpapar Covid-19, saat tersebut yang muncul di pikiran kami adalah kenapa kok bisa kena padahal sudah bertahun-tahun menerapkan Konsep Karnus. Ternyata untuk mencapai kekebalan imun, seseorang harus terpapar dulu baru tercipta kekebalan imun yang cerdas.
Akhirnya dari pengalaman-pangalaman ini justru kami menemukan inti permasalahannya. Selama masa Pandemi kami juga menemukan beberapa temuan menarik yang kami bagi dalam 3 kajian, temuan ini kami temukan secara tidak sengaja dengan rincian sebagai berikut:
Dan sudah barang tentu Kami tidak lupa memohonkan doa yang terbaik untuk Para Pahlawan Covid ini yang telah berjasa memberikan pelajaran yang sangat bermanfaat untuk kita semua 🤲
Saya menerapkan konsep karnus dari tahun 2019. Tanggal 14 juli 2021 bersama suami, saya terpapar Covid varian delta. Saya menderita Diabetes, asma dan obesitas. Alhamdullilah bisa melewati covid dengan tanpa gejala. Sedangkan suami yang tidak menerapkan Konsep Karnus hampir meninggal. Saturasi selalu rendah, bahkan sempat di angka 67, berhari-hari pakai oksigen untuk menaikan saturasi selamat dengan Alga Tea.
Sungguh penerapan konsep karnus ini untuk kita sendiri. Covid Selta bukan hanya gak bisa mencium bau, gak bisa merasa makanan... tapi dgn cepat gak bisa bernafas...