Waktu baca ± 4 menit
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang tumbuh pada indung telur (ovarium) wanita. Kista ini biasanya muncul selama masa subur atau selama wanita mengalami menstruasi. Tiap wanita memiliki dua indung telur (ovarium), satu di bagian kanan dan satu lagi di sebelah kiri rahim. Ovarium yang berukuran sebesar biji kenari ini merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita.
Ovarium berfungsi menghasilkan sel telur tiap bulan (mulai dari masa pubertas hingga menopause), serta memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Fungsi ovarium terkadang dapat terganggu, kista termasuk jenis gangguan yang sering terjadi.
Ketika ukuran kista masih kecil, penderita tidak akan merasakan gejala. Gejala baru muncul jika ukuran kista membesar atau saat menghambat pasokan darah ke ovarium atau indung telur. Gejala yang biasanya dirasakan meliputi:
Nyeri tersebut terjadi di bagian bawah perut. Rasa nyeri bervariasi dari ringan hingga bisa menjadi parah. Nyeri juga dapat hilang dan timbul kembali, serta bisa terjadi di sisi kanan atau kiri. Penderita juga dapat merasa nyeri saat berhubungan seksual.
Selama menstruasi, penderita kista ovarium dapat mengalami menstruasi dengan perdarahan yang banyak atau lebih sedikit dari normal. Selain itu, siklus menstruasi juga bisa menjadi tidak teratur.
Penderita kista ovarium sering merasa sangat kenyang walau baru makan sedikit atau perut terasa kembung. Selain itu, gejala yang bisa dirasakan penderita antara lain sulit buang air besar dan sering buang air kecil.
Kista fungsional dapat terbentuk saat ovarium atau indung telur wanita melepaskan sel telur untuk dibuahi (ovulasi). Bila setiap bulan ukurannya makin bertambah dapat menimbulkan kista fungsional.
Kista fungsional adalah jenis yang paling banyak dialami wanita. Kista ini tidak berbahaya dan dapat menghilang dalam waktu dua atau tiga siklus menstruasi. Kista fungsional terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Kista ini tidak berhubungan dengan siklus menstruasi dan muncul akibat adanya pertumbuhan sel yang tidak normal. Kista patologis tergolong tumor ovarium yang dapat bersifat jinak atau bersifat ganas, namun sebagian besarnya bersifat jinak. Kista ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Penyebab Kista Ovarium
Terbentuknya kista ovarium tergantung dari berbagai faktor. Bisa terkait dengan siklus menstruasi maupun akibat ada pertumbuhan sel yang tidak normal. Walaupun terdapat pertumbuhan sel yang abnormal, biasanya kista ovarium bersifat jinak.
Kista umumnya akan hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Langkah penanganan tergantung dari jenis dan ukuran kista, serta usia penderita. Pilihan penanganan yang dapat dilakukan antara lain:
Pemantauan rutin biasa dilakukan jika kista masih berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala. Pemantauan dilakukan dengan pemeriksaan USG beberapa minggu atau bulan kemudian setelah diketahui ada kista, untuk mengetahui apakah kista sudah hilang.
Pada penderita pascamenopause, pemeriksaan USG, dan tes darah perlu dilakukan tiap 4 bulan. Hal ini dilakukan karena penderita dalam kondisi ini lebih berisiko mengalami kanker ovarium.
Dokter dapat meresepkan pil KB untuk mencegah kista muncul kembali. Kendati demikian, konsumsi pil KB tidak dapat mengecilkan kista yang sudah ada.
Operasi dilakukan jika kista terus membesar, masih tetap ada setelah melewati lebih dari 3 siklus menstruasi, atau menimbulkah gejala nyeri. Prosedur operasi bertujuan mengangkat kista. Namun pada beberapa kasus yang lebih parah, pengangkatan kista juga termasuk mengangkat ovarium.
Operasi pengangkatan kista yang masih kecil dapat dilakukan dengan metode laparoskopi, yaitu dengan membuat sayatan kecil dibantu alat laparoskop, yaitu alat seperti selang berkamera. Namun untuk kista yang lebih besar atau kista yang bersifat ganas, dokter akan melakukan pembedahan perut terbuka atau laparotomi.
Semua operasi pasti memiliki risiko, termasuk operasi pada kista ovarium. Komplikasi yang dapat terjadi adalah infeksi daerah operasi yang ditunjukkan dengan gejala perdarahan, perut terasa nyeri atau bengkak, demam, serta keputihan berwarna gelap dan berbau busuk.
Operasi pengangkatan kedua ovarium (bukan hanya kista), akan membuat penderita tidak dapat memiliki keturunan. Dalam menangani kista, dokter akan berupaya menjaga kesuburan penderita kista ovarium yang belum menopause.
Jika terpaksa harus mengangkat ovarium, maka pengangkatan hanya akan dilakukan pada satu ovarium, sementara ovarium lainnya tetap dibiarkan keberadaannya sehingga penderita masih dapat hamil. Pastikan berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan pengobatan, seperti operasi, untuk mengetahui manfaat dan dampak yang dapat ditimbulkan.
Lihat Kista