Waktu baca ± 1 menit
Penderita diabetes mengalami komplikasi, karena adanya perubahan fisik pada butiran darah merah (erithrocyt) dari bentuk normal menjadi bentuk tidak normal. Bentuk susunan butiran darah merah yang normal adalah viscositasnya rendah (tidak kental) dan butirannya berurai (normal – tidak terjadi agregasi). Darah yang normal adalah tidak terjadi gumpalan antar butiran erithrocyt satu dengan erithrocyt lainnya sehingga darah normal ini bisa gampang masuk ke semua penjuru jaringan yang pembuluh darahnya sebagian besar diameter (lumen) nya kecil-kecil. Jika aliran darah normal maka pasokan nutrisi ke jaringan tersebut lancar dan jaringannya hidup, berkembang dan tidak terjadi kerusakan/kematian jaringan.
Namun pada penderita diabetes yang gula darahnya tidak terkontrol, selain darahnya menjadi sangat kental karena kandungan gula yang ada yang menyebabkan terjadinya kenaikan viscositas, efek lainnya adalah susunan erithrocyt-nya juga terjadi gumpalan (hiperagregasi). Jika hal ini terjadi maka sirkulasi darah menjadi terhambat, butiran darah tidak bisa leluasa masuk ke dalam pembuluh darah yang lumen (diameter) nya kecil. Seperti diketahui darah adalah organ yang tugasnya sebagai alat pembawa nutrisi ke seluruh penjuru jaringan tubuh. Jika jaringannya tidak bisa dialiri darah, maka jaringan tersebut tidak akan mendapat pasokan nutrisi, hal inilah yang menyebabkan kematian jaringan >> kematian organ >> hingga manusianya meninggal.
Intinya karena nutrisi tidak sampai ke dalam sel, sehingga sel sel tersebut akan kekurangan sumber energi dan akan mati. Karena permasalahan ada pada kegagalan transport nutrisi ke dalam sel, maka otomatis sel yang telah mati akan sulit di ganti. Bayangkan jika kematian sel dan tidak ada regenerasi sel ini berlangsung dalam jangka waktu panjang, maka bisa dipastikan nasib penderita diabetes ini akan makin buruk. Pengobatan yang ada saat ini tidak berfokus pada permasalahan inti yaitu sistem transport metabolisme nutrisi sel, sehingga pasien diabetes tidak ada yg sembuh.