Waktu baca ± 2 menit
Adakah orang terdekat Anda yang menderita diabetes? Apakah Anda perhatikan berat badannya? Mungkin Anda sering melihat penderita diabetes yang tadinya mempunyai berat badan normal seperti kebanyakan orang, namun lama-kelamaan terlihat makin kurus. Ya, ini bisa terjadi, walaupun beberapa penderita diabetes juga ada yang mempunyai tubuh gemuk. Bagaimana bisa diabetes menyebabkan kurus? Simak penjelasannya berikut ini.
Penderita diabetes mempunyai masalah dengan fungsi insulinnya. Insulin merupakan hormon yang dibutuhkan tubuh untuk mengubah gula (glukosa) dalam darah menjadi energi. Pada orang normal, tubuh dapat mengubah gula menjadi energi dengan baik. Insulin dihasilkan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup, sehingga mampu memanfaatkan gula dalam darah dengan baik sebagai energi. Namun, pada penderita diabetes, sel-sel dalam tubuh pasien tuli dari perintah hormon insulin, sehingga membuat pankreas bekerja keras untuk terus dan terus memproduksi insulin dan akhirnya sel-sel pankreas mati sebelum waktunya.
Nah, karena sel-sel tubuh pasien tuli dari insulin maka mayoritas sel-sel tersebut tidak mendapatkan memasukkan glukosa dari darah ke dalam sel sehingga sel-sel akan kelaparan dan mati. Glukosa adalah sumber energi yg paling mudah diolah oleh sel. Itulah kenapa seseorang yang kena diabetes mayoritas akan kurus, lemah dan mudah mengantuk karena mayoritas sel-selnya kelaparan dan mati.
Sel tubuh yang tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energi akan mengirim sinyal ke otak bahwa mereka membutuhkan lebih banyak energi untuk melakukan fungsinya. Otak kemudian menghasilkan respon lapar untuk mendorong Anda agar makan, sehingga kebutuhan energi sel tubuh tercukupi. Namun di samping menghasilkan rasa lapar, ternyata otak juga memerintah tubuh untuk memecah jaringan otot dan lemak. Hal ini dilakukan otak agar kebutuhan energi tubuh terpenuhi. Pemecahan jaringan otot dan lemak inilah yang membuat Anda kehilangan berat badan. Perlu diketahui bahwa otot menyumbang berat badan rata-rata pada wanita sebesar 36% dan pada pria sebesar 45%.
Jika jaringan lemak terus dipecah untuk digunakan sebagai energi, hal ini lama-kelamaan juga dapat menyebabkan ketoasidosis. Ketoasidosis menghasilkan keton yang dapat membuat pH tubuh menjadi asam. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan organ bahkan kematian.
Walaupun penderita diabetes sudah banyak makan untuk mencukupi energinya, tapi tubuh tidak mampu mengubah semua gula yang masuk menjadi energi. Akibatnya, gula darah naik dan membuat ginjal harus bekerja keras untuk menyeimbangkan gula dalam tubuh. Caranya, yaitu dengan membuang gula darah bersama dengan urine. Tapi, membuang gula darah bersama urine juga berarti Anda membuang kalori tubuh. Sehingga, hal ini kemudian menyebabkan penurunan berat badan. Anda juga akan lebih sering buang air kecil, sehingga membuat Anda cepat haus dan bahkan dehidrasi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) memberi kesimpulan bahwa orang dewasa yang memiliki berat badan normal saat dirinya terkena diabetes mempunyai angka kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang mempunyai berat badan berlebih atau obesitas saat terkena diabetes.
Hal ini terjadi karena masih ada cadangan energi dari lemak baik lemak adipose atau lemak yang diubah oleh liver menjadi glukosa, keton dan asam lemak. Tapi, keadaan ini hanya sementara dan suatu saat livernya akan rusak karena kerja over load dan yang dikhawatirkan apabila ketersediaan energi dari asam lemak turun drastis maka akan terkadi kematian sel massal dan serentak yang akhirmya terjadi luka gangren. Belum lagi resiko ginjal yang bekerja keras sehingga akan mengarah ke gagal ginjal.
Jadi, apabila kena diabetes dan tubuh masih gemuk, maka segera terapkan Konsep Karnus secara utuh dan disiplin, manfaatkan kondisi tubuh yg masih punya cadangan makanan tersebut untuk berbenah yaitu menghilangkan ketulian sel dari perintah insulin.