Waktu baca ± 4 menit
Meskipun hiperglikemia sudah terjadi di dalam tubuh, namun tidak serta merta akan langsung menyebabkan tegaknya vonis “menderita Penyakit Diabetes Sesungguhnya”. Proses terjadinya diabetes itu berlangsung secara perlahan namun bersifat progresif, sehingga seringkali pasien tidak menyadari kalau dia telah mengalami diabetes.
Barulah pada saat sudah banyak keluhan dan sudah muncul komplikasi penyakit, pasien mulai memeriksakan dirinya ke dokter, dan ternyata oleh dokter pasien tersebut telah di vonis mengidap penyakit ‘diabetes’. Untuk menuju tegaknya vonis diabetes sebenarnya memerlukan waktu yang cukup panjang, bisa bertahun-tahun bahkan bisa sampai 10 tahun, bergantung dengan pola hidup dan faktor lainnya.
Terjadinya gejala awal diabetes di awali dengan adanya resistensi insulin dan kelainan pada sel beta pankreas (disfungsi sel beta pankreas). Resistensi insulin dan terjadinya disfungsi sel beta pankreas tersebut akan menyebabkan gangguan pada keseimbangan hormon insulin yang berperan terhadap regulasi glukosa dalam darah, sehingga menyebabkan terjadinya hiperglikemi.
Dengan adanya hiperglikemi kronis yang terus menerus tanpa ada penanganan yang tepat, akan menyebabkan dampak buruk terhadap kelainan berbagai fungsi organ di dalam tubuh. Paling tidak, menurut Dr. Ralph DeFronzo, ada 8 organ yang pasti terdampak oleh kejadian buruk dari progressivitas hiperglikemi tersebut. Tingkat progresivitas keparahan ke 8 organ itu juga akan menyumbang dampak negatif dan saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga kejadian hiperglikemi yang sudah ada akan semakin bertambah parah dan terjadilah diabetes yang semakin kronis yang disertai penyakit komorbiditas.
Dr. Ralph DeFronzo adalah seorang pakar dan peneliti patologi diabetes dari Texas universitas, beliau adalah seorang dan pemerhati diabetes, mengatakan bahwa ke 8 organ yang saling mempengaruhi tersebut adalah Sel Beta Pankreas, sel alpha pankreas, usus, jaringan lemak, otot, hepar, ginjal, dan otak.
Terjadinya kerusakan pada ke 8 organ tersebut sering dikaitkan dengan beberapa kelainan pada tubuh penderita Diabetes, yang dikenal dengan istilah Omnious Octet.
Berikut ini adalah ke 8 organ yang terdampak dan juga memberikan dampak buruk kepada meningkatnya keparahan penyakit Diabetes:
Berawal dari sel beta pankreas yang mengalami kegagalan dalam mensekresikan insulin yang cukup untuk mengimbangi terjadinya peningkatan resistensi insulin. Apabila masalah tersebut terlalu lama tidak tertangani secara baik maka akan menyebabkan semakin bertambah parahnya kerusakan di sel beta pankreas. Sehingga produktivitas sekresi insulin akan semakin berkurang.
Terjadinya resistensi insulin akan menyebabkan sel tubuh menjadi tidak optimal dalam menyerap glukosa, menyebabkan sel-sel di berbagai organ tubuh menjadi mengalami kekurangan glukosa. Sel-sel tersebut akan mengalami kelaparan nutrisi.
Karena sel mengalami kekurangan glukosa maka hepar secara otomatis akan berusaha menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang kelaparan tersebut, dengan cara mengubah ‘cadangan glukosa’ yang ada padanya menjadi glukosa yang siap pakai. Padahal itu bukan solusi yang benar, jumlah glukosa yang ada di dalam darah sebenarnya tersedia banyak, hanya saja masalahnya sel-sel tubuh tidak mampu menyerapnya secara optimal karena adanya resistensi insulin.
Karena ada tambahan glukosa dari hepar maka jumlah glukosa yang ada di dalam darah pun menjadi semakin meningkat. Padahal sel-sel tubuh tetap saja tidak mampu menyerap glukosa-glukosa tersebut secara optimal. Akhirnya semakin terjadi penumpukan glukosa di dalam darah.
Penumpukan glukosa di dalam darah itu pun bisa berpotensi menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Bahkan organ hepar itu sendiri bisa mengalami kerusakan karena kerjanya yang terlalu berat, padahal organ ini juga masih memiliki peran penting lainnya bagi tubuh seperti memproduksi empedu dan enzim pencernaan, menghancurkan racun di dalam tubuh, menghasilkan protein, mengolah kolesterol dan bilirubin, serta mengatur pembekuan darah.
Resistensi insulin juga menyebabkan sel-sel otot menjadi kurang mampu menyerap glukosa dari dalam darah. Sehingga jumlah glukosa yang ada di dalam darah menjadi tidak banyak berkurang jumlahnya. Padahal sel-sel otot tersebut sedang mengalami kekurangan glukosa untuk keperluan metabolisme energinya. Sel-sel otot pun mengalami kelaparan dan menjadi kekurangan energi. Padahal jumlah glukosa atau bahan baku energi metabolisme sebenarnya tersedia banyak di dalam aliran darahnya.
Pada sel lemak, resi stensi insulin menyebabkan terjadinya peningkatan lipolisis dan berkurangnya lipogenesis. Peningkatan Lipolisis ini akan menyebabkan peningkatan produksi asam lemak bebas sehingga akan mengganggu persinyalan pada reseptor insulin yang berada di permukaan membran sel. Sehingga sel akan semakin tidak merespon dengan keberadaan glukosa dalam darah, sehingga akan semakin meningkatkan terjadinya resistensi insulin.
Pada usus halus terjadi defisiensi hormon Glucagon Like Peptide-1 (GLP-1) sehingga menyebabkan terjadinya penurunan efek hormon inkretin. Glucagon Like Peptide 1 (GLP-1) adalah salah satu hormon yang sangat penting yang ada di dalam tubuh kita dan memiliki berbagai efek biologis terhadap organ-organ seperti organ pankreas, hati, jantung, susunan saraf pusat, dan sebagainya.
Pada organ pankreas, peran dari hormon GLP-1 adalah sebagai stimulan terjadinya sekresi hormon insulin dan menghambat terjadinya sekresi glukagon. Jadi hormon GLP-1 inilah yang mengatur keseimbangan dari hormon insulin dan hormon glukagon. Sehingga apabila terjadi gangguan pada GLP-1 maka akan menyebabkan terjadinya gangguan pada keseimbangan sistem metabolisme tubuh, seperti terjadinya gangguan pada produksi insulin di dalam tubuh yang menjadi cikal bakal terjadinya penyakit diabetes. Ketersediaan hormon GLP-1 juga berkaitan erat dengan kondisi kesehatan dari organ lambungnya.
Pada penderita diabetes, terjadinya masalah asupan glukosa ke dalam sel sebagai akibat terjadinya resistensi insulin, justru di respon keliru oleh sel alfa pankreas. Organ sel Alfa Pankreas bekerja keras untuk mensintesis dan mensekresi hormon glukagon. Pada pembahasan sebelumnya kita mengetahui bahwa hormon glukagon itu berperan pada saat sel dalam keadaan kekurangan glukosa, sehingga hormon tersebut akan merangsang hepar untuk mengubah cadangan glukosanya menjadi glukosa. Karena adanya tambahan glukosa dari hepar sebagai akibat dari adanya peningkatan hormon glukagon oleh sel alfa pankreas maka jumlah glukosa dalam darah pun semakin bertambah banyak padahal sel-sel tubuh sedang mengalami masalah penyerapan glukosa bukan karena tidak adanya glukosa di dalam darah.
Pada ginjal terjadi peningkatan ekspresi gen SGLT-2 sehingga reabsorpsi glukosa meningkat. Karena glukosa yang masuk ke dalam ginjal di absorspsi kembali oleh ginjal, menyebabkan jumlah glukosa menjadi tidak banyak berkurang di dalam sirkulasi darah. Glukosa yang seharusnya di buang ke dalam urine setelah masuk ke dalam ginjal justru dikembalikan lagi ke dalam aliran darah oleh ginjal.
Pada otak, resistensi insulin dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan. Karena terjadinya kadar glukosa di dalam darah menyebabkan terjadinya gangguan persyarafan ke aliran otak. Sehingga kekurangan glukosa di dalam sel di respon oleh otak sebagai kekurangan nutrisi sel glukosa. Otak pun mengirimkan sinyal rasa lapar ke dalam tubuh. Sehingga pendirita diabetes sering mengalami rasa lapar yang berlebihan.
Berdasarkan uraian di atas kita menjadi faham bahwa telah terjadi keruwetan dan kesalahan di dalam merespon berbagai masalah yang telah ditimbulkan oleh masalah hiperglikemi tersebut.
Selain ke 8 organ tersebut di atas, menurut dr Tan Shot Yen, sebenarnya masih ada 3 organ lagi yang mengalami kerusakan dan sekaligus menjadi penyumbang terhadap terjadinya peningkatan keparahan penyakit diabetes , yaitu usus besar, sistem imun dan organ lambung.
Sedikit berbeda dengan pendapat dari dr Tan Shot Yen, kajian konsep Karnus justru memasukan gangguan pada organ lambung sebagai penyebab awal dari masalah terjadinya hiperglikemia tersebut. Mengapa demikian? Silahkan simak penjelasannya di artikel selanjutnya.