Waktu baca ± 1 menit
Sebuah Cerita dari seorang teman yang tidak mau disebutkan namanya, sebut saja Bpk. X
Suatu hari karene teledor, tidak menjalankan prokes, saat acara makan bersama teman-temannya Bpk. X ini terpapar Covid-19 dimana angka Swab PCRnya terpantau pada angka 16 (kategori berat), suhu tubuh 38,2 ºC disertai diare, muntah dan tidak bisa mencium bau disertai batuk-batuk dan tidak bisa tidur selama 3 hari. Saat puncak-puncaknya sakit Bpk X ini sempat merasa gagal, mengapa dirinya yang termasuk rutin konsumsi AG/AT – meskipun tidak setiap hari – namun mengapa masih bisa terpapar Covid? Hal inilah yang terus menghantui pikirannya saat itu.
Karena kondisi muntah dan diarenya parah maka terpaksa harus rawat inap. Saat dirawat Bpk.X ini baru menyadari bahwa badannya bisa terinfeksi covid karena akhir-akhir ini mengalami kelelahan, kurang tidur, stres dan terutama karena kejadian makan bersama teman-temannya sambil melepas masker. Bpk X ini baru tersadar ternyata bahwa imun sekuat apapun, jika kondisinya sedang kelelahan dan tidak menjalankan prokes maka virus bisa menginfeksi dirinya seperti yang dialaminya waktu itu.
Namun sesuatu keanehan terjadi, saat di rawat di RS. ada sebuah fenomena yang sangat menarik. Saat tersebut Bpk. X dirawat bersama 1 orang lain (sebut saja Pemuda Y) pemuda yang terinfeksi covid namun tanpa gejala (OTG) dengan hasil CT value PCR di angka 21, suatu angka yang lebih ringan dibanding yang dialami Bpk X yaitu 16.
Setelah sama-sama seminggu dirawat dan dilakukan swab pcr ternyata Bpk X mengalami progress penyembuhan yang jauh lebih cepat dibandingkan teman sekamarnya yang notabene anak masih muda, saat terkena covid tanpa gejala (OTG) dan saat di rawat tidak mengalami kesulitan makan (bisa makan dengan lahap) dibanding Bpk. X yang tidak bisa makan normal selama di RS. Hasil swab PCR Bpk. X justru mengalami peningkatan lebih baik dari pemuda Y yaitu dari 16 satuan naik menjadi 37 satuan (naik 21 angka) sedangkan Pemuda Y setelah dilakukan swab PCR, hasilnya menunjukkan angka sebesar 24 saja (hanya naik 3 angka ) dalam kurun waktu 1 minggu.
Perbedaan kenaikan angka swab PCR yang naik 21 satuan dibanding 3 satuan ini perbandingannya sangat jauh lho.
Bpk.X yang semula kecewa karena merasa sudah bertahun-tahun konsumsi AG/AT namun toh terinfeksi Covid. Setelah mempelajari kasus pada dirinya dan membandingkannya dengan Pemuda Y akhirnya kini semakin yakin bahwa konsumsi AG/AT itu sungguh luar biasa dalam membentengi tubuhnya di saat pandemi ini. Disamping itu juga ada hikmah pelajaran penting lainnya yaitu jangan lengah dan jangan melanggar prokes.