Waktu baca ± 3 menit
Osteopenia dan osteoporosis adalah masalah kesehatan yang menyerang tulang. Berdasarkan definisinya, osteopenia adalah penurunan kepadatan tulang di bawah batas normal. Kondisi ini umum terjadi pada orang yang berusia 50 tahun. Sementara, osteoporosis adalah penyakit tulang keropos. Kondisi ini menggambarkan hilangnya massa tulang akibat kekurangan nutrisi pendukung. Jadi, osteopenia adalah masa peralihan dari tulang sehat menuju osteoporosis.
Agar Anda lebih paham, mari mengulas satu per satu perbedaan osteopenia dan osteoporosis.
Kedua kondisi ini sama-sama menyebabkan Anda mengalami penurunan kepadatan tulang. Hanya saja, perbedaan antara osteoporosis dan osteopenia terletak pada tingkat kepadatan tulang. Bila Anda kena osteoporosis, kepadatan tulang yang Anda miliki akan lebih rendah ketimbang osteopenia.
Saat memasuki usia 30 tahun, tingkat kepadatan tulang akan berkurang dari jumlah normal. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penurunan densitas mineral tulang (BDM) sekitar -0,1 hingga -2,5 Anda akan didiagnosis osteopenia. Bila hasilnya lebih dari -2,5 diagnosis osteoporosis akan ditegakkan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tes pemindaian dengan sinar X pada tulang kering, tulang belakang, punggung, pergelangan tangan, atau tumit. Agar diagnosis lebih tepat, tes Dual Energy X-ray Absorptiometry (DEXA) perlu dilakukan untuk menilai kadar kalsium dalam tulang.
Selain tingkat kepadatan tulang, perbedaan osteopenia dan osteoporosis dapat dilihat dari penyebabnya. Penyebab osteopenia berkaitan erat dengan penuaan, seperti berkurangnya estrogen pada wanita yang menopause. Menurunnya kepadatan tulang lebih parah yang menyebabkan osteoporosis, tidak hanya disebabkan oleh penuaan. Gaya hidup seperti pilihan makanan yang buruk dan kurang olahraga serta masalah kesehatan juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang. Begitu pula dengan orang yang memiliki masalah genetik sehingga mempersulit penyerapan nutrisi penting yang dibutuhkan tulang, seperti vitamin D dan kalsium.
Perbedaan osteopenia dan osteoporosis juga dapat dilihat dari gejala yang muncul. Osteopenia diketahui tidak menimbulkan gejala apa pun. Jika sudah menimbulkan gejala, kemungkinan besar osteopenia sudah berkembang menjadi osteoporosis. Setiap orang memang mengalami gejala osteoporosis yang berbeda-beda. Akan tetapi, dikutip dari laman Mayo Clinic gejala yang umum terjadi, meliputi:
Osteopenia dan osteoporosis juga memiliki perbedaan dalam hal pengobatan. Pasien osteopenia memang dapat diobati dengan obat osteoporosis, seperti bisphosphonate. Akan tetapi, tidak semua pasien bisa diberikan obat ini, itu pun hanya jenis-jenis obat tertentu. Untuk mencegah efek samping dan kelebihan dosis, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat, terutama memenuhi asupan vitamin D dan kalsium. Sementara pasien osteoporosis perlu minum obat untuk mencegah kondisi bertambah buruk dilengkapi dengan perawatan di rumah dan perubahan gaya hidup.
Osteopenia yang tidak diobati akan berkembang menjadi osteoporosis. Sementara osteoporosis yang bertambah parah akan menyebabkan patah tulang belakang karena terjatuh dan akhirnya membungkuk ke depan. Pada beberapa kasus, tubuh dapat membungkuk seiring waktu tanpa terjatuh. Untuk menurunkan risiko terjadinya osteopenia dan osteoporosis, Anda perlu meningkatkan asupan makanan yang menyehatkan tulang, seperti vitamin D, kalsium, dan fosfor. Selain itu, imbangi dengan olahraga yang menguatkan tulang dan menjaga keseimbangan tubuh, seperti lari, jogging, atau taichi. Jangan lupa untuk menjalani pemeriksaan kepadatan tulang, untuk memantau kesehatan tulang secara berkala.
Sumber: Hello Sehat
Alga Kirei Drink dengan kolagen dan sumber protein lain berfungsi untuk mensuplai kalsium untuk tulang serta memperbaharui sel-sel tulang yang rusak. Selain itu, Alga Kirei Drink juga baik untuk kulit sehingga membuat badan menjadi awet muda.