Kembali lagi di ruang inspiratif kita, kali ini dengan bahasan yang sungguh membuka mata. Jika Anda selama ini mencari jawaban atas pertanyaan kesehatan yang kompleks, atau penasaran dengan cara pandang baru terhadap penyakit seperti diabetes, maka Anda berada di tempat yang tepat. Dalam episode podcast terbaru kami, hadir seorang narasumber luar biasa yang awalnya saya kira seorang dokter, namun ternyata seorang inovator di bidang pangan dan kesehatan, Bapak Iwan!
Bapak Iwan, yang dikenal dengan bahasan-bahasan kontroversial namun berbasis ilmu seperti "diabetes bisa disembuhkan", "telur dadar picu kanker", hingga "skincare dan kanker wanita", hadir untuk mengupas tuntas rahasia kesehatan dari perspektif yang unik dan mendalam. Beliau bukan hanya seorang ahli teori, namun juga seorang praktisi dan produsen kolagen halal pertama di Indonesia. Sebuah perpaduan menarik antara ilmu pengetahuan, pengalaman praktis, dan pemahaman mendalam tentang tubuh manusia.
Perbincangan dimulai dengan perkenalan singkat Bapak Iwan, yang ternyata bukan berlatar belakang medis formal, namun memiliki pemahaman mendalam tentang biokimia tubuh dan algoritma kesehatan. Beliau memperkenalkan sebuah metodologi bernama Konsep Karnus, sebuah pendekatan holistik untuk mempelajari dan menerapkan algoritma tubuh manusia, mulai dari tingkat sel hingga kebiasaan sehari-hari. Karnus bukan sekadar tentang kesehatan fisik, namun juga menyentuh aspek mental, spiritual, dan hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Sebagai produsen kolagen halal pertama di Indonesia, Bapak Iwan memiliki pemahaman mendalam tentang sumber bahan baku dan proses produksi suplemen kesehatan. Beliau menekankan pentingnya memilih produk kolagen yang jelas asal usulnya dan halal, mengingat banyak produk di pasaran yang menggunakan bahan baku yang tidak terjamin kehalalannya.
Diskusi menarik berlanjut mengenai konsumsi kolagen dari sumber makanan alami seperti kikil. Bapak Iwan menjelaskan bahwa kolagen dalam kikil adalah kolagen natif dengan ukuran molekul yang sangat besar (3 juta Dalton), sehingga sulit dicerna dan diserap tubuh secara optimal. Proses pemecahan kolagen menjadi molekul yang lebih kecil (100-200 Dalton) membutuhkan proses yang kompleks dan ekstrem, yang sulit dilakukan hanya oleh sistem pencernaan kita.
Meskipun kikil mengandung kolagen, konsumsinya secara langsung kurang efektif untuk meningkatkan kadar kolagen dalam tubuh. Sebagian besar kolagen dalam kikil justru tidak tercerna dan berakhir menjadi feses, membawa serta lemak dan kolesterol. Namun, Bapak Iwan memberikan tips cerdas: konsumsi kikil bersamaan dengan protein yang mudah dicerna seperti telur, agar penyerapan protein secara keseluruhan lebih optimal.
Salah satu topik yang paling menarik perhatian adalah bahasan tentang telur dadar dan potensi risikonya bagi kesehatan. Bapak Iwan meluruskan bahwa bukan telur itu sendiri yang berbahaya, namun cara memasak telur dadar yang umum dilakukan. Di dalam telur, terdapat zat gizi penting seperti avidin (di putih telur) dan biotin (di kuning telur). Avidin berfungsi melindungi telur dari bakteri, sementara biotin sangat vital untuk pembakaran energi di tingkat sel.
Masalahnya muncul ketika putih dan kuning telur dicampur dan dimasak bersamaan dalam bentuk dadar. Avidin dan biotin akan berikatan kuat, sehingga biotin menjadi tidak aktif dan tidak dapat diserap tubuh secara maksimal. Akibatnya, tubuh kekurangan biotin, yang berperan penting sebagai "busi" dalam proses pembakaran energi seluler. Kekurangan biotin ini dapat mengganggu metabolisme, menyebabkan penumpukan lemak dalam darah, dan memicu oksidasi parsial—pembakaran tidak sempurna yang terjadi di pembuluh darah, bukan di dalam sel.
Oksidasi parsial ini melukai pembuluh darah, memicu inflamasi, dan mengundang sel imun makrofag untuk "membersihkan" lemak yang terbakar. Makrofag yang kewalahan akan berubah menjadi foam cell dan membentuk plak di dinding pembuluh darah. Plak inilah yang menjadi cikal bakal masalah kesehatan serius seperti hipertensi dan penyakit jantung. Lebih jauh lagi, radikal bebas yang dihasilkan dari oksidasi parsial dapat merusak DNA sel dan meningkatkan risiko kanker.
Lalu, bagaimana cara aman mengonsumsi telur? Bapak Iwan menyarankan untuk memasak telur secara terpisah, misalnya telur ceplok atau telur rebus, atau membuat dadar alakanus—putih telur dimasak terlebih dahulu hingga matang, baru kuning telur ditambahkan. Intinya, hindari mencampur putih dan kuning telur mentah sebelum dimasak.
Pembahasan telur dadar membuka jalan menuju konsep yang lebih dalam: algoritma tubuh. Bapak Iwan menjelaskan bahwa tubuh manusia, seperti halnya alam semesta dan segala ciptaan Tuhan, memiliki aturan dan sistem kerja yang teratur, layaknya algoritma komputer. Memahami algoritma tubuh ini adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Analogi sederhana yang digunakan adalah mesin mobil. Mobil bisa berfungsi karena adanya pembakaran bahan bakar di dalam mesin, dengan bantuan "busi". Biotin dalam tubuh manusia berperan seperti busi, memastikan pembakaran makanan menjadi energi berjalan lancar di tingkat sel. Jika "busi" ini bermasalah, maka pembakaran tidak sempurna, energi tidak dihasilkan optimal, dan masalah kesehatan pun muncul.
Konsep Karnus mengajak kita untuk mempelajari algoritma tubuh mulai dari tingkat atom dan partikel elementer. Dengan memahami penyusun dasar tubuh dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya, kita dapat memahami bagaimana tubuh bekerja, bagaimana penyakit muncul, dan bagaimana cara mengatasinya secara alami dan holistik.
Salah satu janji yang diungkapkan Bapak Iwan di awal podcast adalah bahwa diabetes bisa disembuhkan. Dalam perspektif Karnus, diabetes bukanlah sekadar masalah gula darah tinggi, namun lebih kompleks dari itu. Masalah utama pada diabetes adalah resistensi insulin, yaitu kondisi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin dengan baik, sehingga gula darah tidak dapat masuk ke dalam sel dan menumpuk di darah.
Penyebab resistensi insulin bisa beragam, salah satunya adalah plak yang terbentuk di pembuluh darah dan menutupi reseptor insulin di permukaan sel. Plak ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bisa dipicu oleh pola makan yang salah, seperti sering mengonsumsi telur dadar dan makanan olahan yang kekurangan biotin dan nutrisi penting lainnya.
Pendekatan konvensional dalam penanganan diabetes seringkali hanya fokus pada menurunkan gula darah dengan obat-obatan atau insulin. Padahal, menurut Karnus, solusi yang lebih tepat adalah memperbaiki algoritma tubuh secara keseluruhan, mulai dari memperbaiki fungsi lambung, mengatasi resistensi insulin, membakar plak, hingga mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi lebih sehat.
Kesehatan lambung memegang peranan sentral dalam konsep Karnus. Lambung diibaratkan sebagai "dapur" utama tubuh, tempat makanan diolah dan dipecah menjadi nutrisi yang siap diserap sel. Asam lambung adalah "kompor" di dapur ini, berperan penting dalam mencerna protein dan karbohidrat. Menetralkan asam lambung dengan obat-obatan maag sama dengan memadamkan "kompor" di dapur, akibatnya makanan tidak tercerna sempurna dan nutrisi tidak terserap optimal.
Lambung yang sehat akan memastikan protein dipecah menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa, dan lemak dipersiapkan untuk digunakan sel. Jika fungsi lambung terganggu, proses pencernaan dan metabolisme menjadi kacau, memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes, obesitas, dan penyakit kronis lainnya.
Puasa, dalam perspektif Karnus, adalah cara alami untuk detoksifikasi dan regenerasi sel. Saat berpuasa, tubuh membakar cadangan lemak yang menumpuk, membersihkan "sampah" metabolisme, dan memberikan kesempatan bagi sel-sel tubuh untuk memperbaiki diri. Namun, manfaat puasa akan optimal jika dilakukan dengan benar dan didukung oleh pola makan dan gaya hidup yang sehat.
Puasa bukanlah "obat ajaib" yang serta merta menyembuhkan semua penyakit. Bagi mereka yang sudah memiliki masalah kesehatan serius, puasa perlu dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan ahli. Iwang terpenting adalah memperbaiki algoritma tubuh secara keseluruhan, termasuk memperbaiki fungsi lambung, memilih makanan yang tepat saat sahur dan berbuka, serta mengelola stres dan emosi dengan baik.
Konsep Karnus tidak hanya berhenti pada aspek fisik kesehatan, namun juga menyentuh dimensi mental dan spiritual. Bapak Iwan menjelaskan bahwa kesehatan yang sejati adalah keseimbangan antara fisik, mental, dan spiritual. Afirmasi positif, keyakinan spiritual, dan hubungan yang baik dengan Sang Pencipta memiliki peran penting dalam proses penyembuhan dan menjaga kesehatan secara holistik.
Dalam perspektif Karnus, alam semesta dan tubuh manusia tersusun dari energi dan informasi di tingkat quantum. Pikiran, emosi, dan keyakinan kita dapat memengaruhi struktur dan fungsi sel-sel tubuh melalui mekanisme quantum yang kompleks. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental dan spiritual sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.
Konsep Halal dan Thayyib dalam Islam juga relevan dalam konteks kesehatan holistik ala Karnus. Makanan yang halal dan thayyib bukan hanya memenuhi syarat syariat agama, namun juga baik, sehat, dan bermanfaat bagi tubuh dan jiwa. Memilih makanan yang halal dan thayyib adalah bagian dari ikhtiar menjaga kesehatan secara menyeluruh, termasuk aspek fisik, mental, dan spiritual.
Podcast bersama Bapak Iwan membuka wawasan baru tentang kesehatan holistik ala Konsep Karnus. Kesehatan bukanlah sekadar bebas dari penyakit fisik, namun juga mencakup keseimbangan mental, spiritual, dan hubungan yang harmonis dengan Sang Pencipta. Memahami algoritma tubuh, memperbaiki pola makan dan gaya hidup, serta mengintegrasikan aspek mental dan spiritual adalah kunci untuk meraih kesehatan yang sejati.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi Anda untuk lebih peduli terhadap kesehatan secara holistik. Sampai jumpa di artikel kesehatan inspiratif berikutnya! Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini bersifat edukasi dan bukan merupakan pengganti nasihat medis profesional. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan terkait untuk masalah kesehatan spesifik Anda.