Update Penanganan Kanker: Jangan Terkecoh Perilaku Koloni Sel Kanker
Artikel ini merupakan rangkuman dan pengembangan dari video update penanganan kanker, berdasarkan penelitian terbaru dari Jerman dan Amerika. Kesembuhan memang di tangan Sang Pencipta, namun kita sebagai manusia wajib berusaha, merangkai kepingan-kepingan ilmu pengetahuan, dan semoga para pejuang kanker mendapatkan hasil terbaik.
Fenomena Aneh pada Tumor: Cairan yang Menggumpal
Penelitian dari Universitas Leipzig (Jerman) dan Northeastern University (Amerika) mengungkap fenomena menarik pada tumor kanker. Tumor yang teraba padat ternyata mayoritas berisi sel-sel yang sangat lunak, bahkan berbentuk cairan. Selama ini, diagnosis seringkali fokus pada bagian tumor yang keras, padahal sel-sel lunak inilah yang lebih berbahaya karena berpotensi metastasis (menyebar).
Kolaborasi Ilmuwan Lintas Negara dan Disiplin Ilmu
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Josef A. Käs ini (Jerman, 2016) melibatkan 28 peneliti dari berbagai bidang: fisika, biofisika, biokimia, kimia, dan kedokteran. Tujuannya adalah untuk memperbaiki panduan penanganan kanker, sehingga kemoterapi hanya diberikan pada pasien yang benar-benar membutuhkan.
Komposisi Tumor: Mayoritas Sel Lunak
Penelitian ini mengambil sampel dari kanker payudara dan ovarium. Hasilnya mengejutkan:
- 75% massa tumor terdiri dari sel lunak berbentuk cairan yang sangat elastis.
- 25% sisanya adalah sel padat yang tersebar merata di antara sel-sel cair.
Analoginya seperti ini: bayangkan lautan (sel kanker cair) dengan gunung-gunung es terapung (sel kanker padat). Saat diraba, kita cenderung fokus pada bagian yang padat (gunung es), padahal sekelilingnya adalah cairan sel kanker yang berpotensi menyebar.
Gambaran komposisi sel kanker dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
- Sel kanker padat (biru tua)
- Sel kanker lunak/cairan (biru muda)
- Junction/ikatan antar sel (merah)
Perilaku "Bulldozer" Sel Kanker
Sel kanker, baik yang cair maupun padat, memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang biak (proliferasi). Ketika sel kanker cair ini tumbuh bersamaan, mereka akan mendesak sel-sel sehat di sekitarnya. Karena sifatnya yang cair, sel kanker ini dapat menyusup di antara sel-sel sehat, memecah belah, dan menyebabkan kematian sel sehat. Proses ini digambarkan seperti "bulldozer" yang elastis.
Pada saat menggeser sel sehat, terbentuklah junction yang semakin masif. Setelah menggeser, sel kanker akan mengeluarkan enzim untuk menggeser sel sehat.
Fenomena "Jamming"
Profesor Käs menjelaskan bahwa fenomena tumor padat yang mayoritas berisi sel lunak ini berkaitan dengan konsep fisika yang disebut "jamming". Bayangkan balon berisi udara. Ketika ditekan, udara di dalamnya akan terkompresi dan balon terasa keras. Begitu pula dengan sel kanker cair yang tumbuh dalam ruang terbatas, ia akan menekan dan terasa padat.
Metastasis dan Sel Kanker Lunak
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sel kanker lunak inilah yang memiliki potensi metastasis terbesar. Profesor Käs menggambarkannya sebagai "menakutkan" (frightening), namun juga "menarik" (exciting) dari sudut pandang peneliti material.
Simulasi dan Hipotesis: Menghambat Metastasis
Penelitian ini dilanjutkan oleh Xingzhe Li dan Dapeng Bi di Northeastern University. Mereka membuat simulasi dan mengajukan hipotesis: untuk menghambat metastasis, kita perlu memperbanyak sel-sel rigid (kaku) di sekitar sel kanker.
Jika kita bisa memperbanyak sel-sel rigid di sekitar sel kanker, maka sel kanker akan terkurung. Jika ini dikombinasikan dengan skema perbaikan DNA (DNA repair), maka kesembuhan diharapkan bisa didapatkan.
Observasi pada Pasien Pengguna Konsep Karnus
Data dari pasien yang menggunakan konsep Karnus menunjukkan peningkatan rigiditas (kekakuan) jaringan kanker. Berikut beberapa contoh kasus:
- Ibu AS (57 tahun, kanker payudara): Awalnya benjolan lunak dan tidak jelas batasnya. Setelah 3 bulan konsumsi Alga Gold Cereal dan Algatea, benjolan mengumpul dan bisa dioperasi. Hasil PA: karsinoma mamae duktus invasif grade 3.
- Bapak YW (68 tahun, kanker paru): Awalnya gambaran kabut di paru atas tidak jelas. Setelah 3 bulan terapi nutrisi dengan konsep Karnus, gambaran সিটি স্ক্যান menjadi lebih jelas dan bisa dilakukan operasi. Hasil PA: tidak ada metastasis, stadium turun menjadi 1B.
- Nona L (67 tahun, kanker payudara): Benjolan berkembang menjadi luka. Setelah perawatan luka dan terapi nutrisi dengan konsep Karnus, tumor mengecil dan dasar tumor mulai lepas dari dinding dada.
- Nyonya R (36 tahun, kanker payudara dan kelenjar di leher): Benjolan lunak pada payudara. Setelah terapi nutrisi dengan konsep Karnus, benjolan mengeras, mengecil, dan akhirnya pecah. Luka mengering dan sembuh.
- Nyonya MKS (49 tahun, kanker payudara): Luka kanker sudah berbau dan menyatu dengan tulang dada. Pasien diberi nutrisi dengan konsep Karnus selama sebulan, dilanjut kemoterapi dua kali. Selama kemo, pasien tetap konsumsi nutrisi tersebut, tidak merasakan efek samping kemo, dan setelah 2 bulan, mulai ada batasan antara massa kanker dengan tulang, direncanakan mastektomi.
Kasus-kasus ini menunjukkan kesesuaian dengan harapan dari penelitian sebelumnya: sel kanker dapat "dikurung" dengan meningkatkan rigiditas jaringan di sekitarnya.
Mekanisme "Mengurung" Sel Kanker: Peran Enzim MMP
Bagaimana mekanisme "mengurung" sel kanker ini terjadi? Mari kita lihat lebih detail.
- Sel kanker (terutama yang cair) berbatasan dengan sel-sel sehat.
- Ketika sel kanker tumbuh, ia akan mendesak sel sehat.
- Untuk dapat menyusup di antara sel sehat, sel kanker perlu "memutus" ikatan antar sel sehat.
- Sel kanker menggunakan enzim Matrix Metalloproteinase (MMP) untuk memutus ikatan tersebut. Enzim ini memiliki "katalis" berupa Zinc.
- Jika kita bisa "melumpuhkan" enzim MMP ini, maka sel kanker tidak bisa menyusup dan akan terkurung.
Peran Alga Gold Cereal dan Algatea dalam Konsep Karnus
Alga Gold Cereal dan Algatea memiliki peran penting dalam melumpuhkan enzim MMP dan mengaktifkan gen p53 (gen penjaga genom):
- Alga Gold Cereal: Mengandung senyawa flavonoid (EGCG dan theaflavin) dalam bentuk ikatan kompleks yang terlindungi, sehingga dapat mencapai sel kanker dan menghambat enzim MMP.
- Algatea: Juga mengandung senyawa flavonoid, dan dapat dikombinasikan dengan flavonoid lain (misalnya kurkumin dari kunyit) untuk meningkatkan efektivitas.
- Kedua produk ini, Alga Gold Cereal dan Algatea, juga berperan dalam aktivasi gen p53.
EGCG dan Theaflavin ini dapat menghambat MMP2 yang ada dalam sel kanker.
Dengan terhambatnya MMP dan aktifnya gen p53, sel kanker akan terkurung, membentuk massa yang lebih keras, dan ukurannya bisa mengecil. Setelah itu, ada dua opsi: operasi pengangkatan atau dibiarkan (jika tidak berbahaya).
Pendekatan Holistik dalam Menghadapi Kanker
Menghadapi kanker memerlukan pendekatan holistik, tidak hanya fokus pada sel kanker itu sendiri. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
- Hitung Durasi: Perkirakan berapa lama benjolan lunak muncul sebelum menerapkan konsep Karnus. Semakin lama, semakin luas prediksi sebarannya.
- Siapkan Mental: Jika terjadi pengerasan di area tertentu, jangan panik. Ini adalah bagian dari proses "pengurungan" sel kanker.
- Mitigasi Jalur Kerusakan DNA: Identifikasi dan minimalisir faktor-faktor yang dapat merusak DNA, mulai dari makanan, minuman, produk perawatan kulit, paparan radiasi, hingga masalah psikologis (algoritma kuantum).
- Selesaikan Masalah Algoritma Kuantum: Selesaikan masalah emosional dan psikologis yang dapat mempengaruhi kesehatan sel.
- Jalankan 6 Langkah Konsep Karnus:
- Tutup Stimulan Kerusakan DNA Tidak Langsung
- Tutup Stimulan Kerusakan DNA Langsung
- Perbaiki Metabolisme Tubuh
- Konsumsi Makanan Manusia, Hindari Makanan Modifikasi
- Ganti Beras dengan Beras Khusus Karnus
- Berjemur, Olahraga, dan Terapi Fisik
- Tambahkan Pengobatan yang Diyakini: Setelah menjalankan langkah-langkah di atas, Anda dapat menambahkan pengobatan lain yang Anda yakini, misalnya kemoterapi (dengan persiapan dan pendampingan nutrisi).
- Hati-hati dengan Suplemen Zinc: Karena enzim MMP membutuhkan Zinc, sebaiknya hindari penggunaan suplemen Zinc. Biarkan asupan Zinc berasal dari makanan alami.
Penutup: Ikhtiar dan Tawakal
Meskipun kita telah berusaha merangkai puzzle pengetahuan ini, kesembuhan tetaplah hak prerogatif Allah SWT. Kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar, membaca tanda-tanda alam, dan tidak berputus asa. Ilmu pengetahuan modern telah membuka banyak jalan, namun kita tetap harus melihat tubuh secara utuh, mengidentifikasi kesalahan, dan memperbaikinya. Setelah itu, kita berserah diri kepada Sang Pencipta.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pejuang kanker dan kita semua. Jangan pernah putus asa, tetap semangat, dan teruslah belajar.